Jihadis telah menewaskan sedikitnya 23 orang di negara bagian Borno di Nigeria Timur Laut dalam kekerasan terbaru di wilayah yang dilanda konflik itu, kata sumber-sumber milisi hari Kamis (9/6).
Kawanan bersenjata dari Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP) menangkap orang-orang itu pada hari Selasa (7/6) ketika mereka mencari besi tua sebagai bagian dari kelompok beranggotakan 50 orang di desa Magdala di distrik Dikwa, kata mereka.
Insiden itu baru dilaporkan pada hari Kamis (9/6) karena menara telekomunikasi yang dihancurkan oleh para jihadis telah memperlambat komunikasi di daerah tersebut.
“Untuk saat ini 23 mayat telah ditemukan dan mereka semua dibantai oleh teroris,” kata pemimpin milisi Babakura Kolo kepada kantor berita AFP.
“Tiga orang berhasil kembali ke Dikwa sedangkan 24 sisanya belum diketahui nasibnya,” katanya.
Ada kekhawatiran bahwa orang-orang yang hilang telah disandera oleh militan, kata anggota milisi lain, Ibrahim Liman. Dia mengatakan tim pencari sedang menyisir semak-semak karena orang-orang yang hilang itu “bisa saja ditembak mati ketika mencoba melarikan diri.”
BACA JUGA: Puluhan Orang Dikhawatirkan Tewas dalam Serangan di Gereja NigeriaMiliter Nigeria baru-baru ini mengintensifkan serangan darat dan udara terhadap ISWAP dan saingannya Boko Haram dan mengatakan telah membunuh beberapa komandan terkenal.
Pembunuhan minggu ini bisa jadi merupakan balas dendam, karena para jihadis menuduh para pemulung logam memberikan informasi tentang posisi mereka kepada militer, kata para anggota milisi. Bulan lalu, 30 pemulung logam di desa Mudu di distrik yang sama juga dibunuh oleh para jihadis.
ISWAP berpisah dari Boko Haram pada 2016. Kedua kelompok itu semakin sering menarget warga sipil, terutama penebang pohon, petani dan penggembala yang dituduh memata-matai mereka untuk militer dan milisi lokal memerangi mereka.
Kekerasan jihadis telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan membuat sekitar dua juta orang mengungsi dari tempat tinggal mereka di Nigeria Timur Laut sejak 2009, menurut PBB.
BACA JUGA: Otoritas Nigeria: Kelompok Teror Bergeser ke Pangkalan BaruSebagian besar pengungsi tinggal di kamp-kamp dan bergantung pada jatah makanan dari lembaga bantuan, yang memaksa banyak dari mereka menebang pohon untuk kayu bakar dan mengais sisa-sisa logam, yang kemudian mereka jual untuk membeli makanan.
Pihak berwenang setempat telah memulangkan para pengungsi ke rumah mereka meskipun ada kekhawatiran akan keselamatan mereka oleh lembaga-lembaga bantuan.
Kekerasan telah menyebar ke negara tetangga Niger, Chad dan Kamerun, sehingga negara-negara itu membentuk koalisi militer regional untuk memerangi pemberontak. [lt/uh]