Johnson & Johnson Menang Gugatan Kasus Bedak Tabur

Botol bedak tabur untuk bayi produksi Johnson & Johnson di sebuah apotek di New York, 15 Oktober 2015. (Foto:Dok)

Panel juri di sebuah pengadilan California pada Kamis (16/11), memenangkan Johnson & Johnson dalam sebuah gugatan yang diajukan seorang perempuan, yang mengatakan dia terkena kanker mesothelioma setelah terpapar asbes pada produk berbasis talek, termasuk J & J's Baby Powder.

Putusan juri Pengadilan Tinggi Los Angeles keluar pada saat sidang pertama yang berpusat pada klaim bahwa produk bedak tabur J & J mengandung asbes. J & J secara terpisah juga berjuang melawan ribuan kasus yang mengklaim produk tersebut juga dapat menyebabkan kanker ovarium.

Putusan tersebut dijatuhkan dalam sebuah tuntutan hukum yang diajukan oleh Tina Herford, yang mengatakan bahwa dia terkena mesothelioma setelah menggunakan produk talek J & J. Pengacara mengklaim produk J & J mengandung asbes.

Reuters menyaksikan vonis tersebut melalui siaran online oleh Courtroom View Network. Panel juri juga menjatuhkan putusan yang sama kepada pemasok bedak tabor,Imerys Talc.

J & J dalam sebuah pernyataan menyambut baik putusan tersebut. J & J mengatakan percaya bahwa kemunduran yang dialami individu yang mengejar kasus kanker ovarium telah "memaksa pengacara penggugat untuk beralih pada teori tak berdasar lainnya."

"Johnson's Baby Powder sudah ada sejak 1894 dan tidak mengandung asbes atau menyebabkan mesothelioma atau kanker ovarium," kata J & J dalam pernyataannya.

Chris Panatier, pengacara Herford, dalam sebuah email memperingatkan agar tidak terlalu mengandalkan satu putusan tunggal.

"Ini adalah masalah waktu sebelum dewan juri mulai meminta mereka untuk bertanggung jawab," kata Panatier.

Putusan tersebut muncul bersamaan dengan keputusan dewan juri federal, dalam persidangan secara terpisah, memerintahkan J & J untuk membayar 247 juta dolar kepada enam pasien yang mengatakan bahwa mereka terluka oleh implan pinggul Pinnacle yang rusak.

Mesothelioma adalah bentuk kanker mematikan yang terkait erat dengan paparan asbes. Ini mempengaruhi jaringan halus yang melapisi rongga tubuh, paling sering di sekitar paru-paru, tapi juga di perut dan tempat lain.

Pengacara Herford berpendapat bahwa dokumen J & J internal menunjukkan perusahaan yang berbasis di New Jersey selama beberapa dekade ini menyadari adanya asbes dalam bedak tabur yang digunakan dalam produknya, namun tetap menjualnya. [aa/fw]