Jokowi Ajak Masyarakat Berdamai dengan COVID-19

Petugas kesehatan beristirahat di tengah pelaksanaan tes cepat (rapid test) virus corona (COVID-19) di Bandung, Jawa Barat, 4 April 2020. (Foto: Reuters)

Belum ada tanda-tanda wabah virus corona akan lenyap dalam waktu dekat. Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat berdamai dengan virus ini. 

Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah terus berusaha keras agar angka kasus COVID-19 segera menurun. Karena itu,ia meminta masyarakat agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

“Namun demikian, beberapa ahli mengatakan ketika kasusnya sudah turun, tidak berarti langsung landau atau langsung nol. Ada kemungkinan masih bisa naik lagi, atau turun lagi, naik sedikit lagi dan turun lagi dan seterusnya. Artinya sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai dengan COVID untuk beberapa waktu ke depan,” ujarnya di Jakarta, Kamis (7/5).

Menurutnya, menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) merupakan kebijakan yang tepat dibanding lockdown atau karantina wilayah. Dengan PSBB, roda perekonomian masih bergerak dan masyarakat masih bisa beraktivitas selama memenuhi protokol kesehatan.

“Dan masyarakat juga harus sadar, membatasi diri tidak boleh berkumpul dalam skala besar. Saya melihat di beberapa daerah berdasarkan informasi yang saya terima jalannya sepi, tetapi di kampungnya masih bergerombol ramai. Padahal interaksi fisik harus dikurangi, harus jaga jarak, harus bermasker, harus sering cuci tangan sehabis kegiatan, upaya ini harus dilakukan untuk menghambat penyebaran COVID-19. Tapi juga kita ingin roda perekonomian tetap berjalan. Masyarakat bisa beraktivitas secara terbatas, harus disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan. Bukan hanya aparat yang mengingatkan untuk disiplin, tapi mengajak masyarakat untuk secara sadar mendisiplinkan diri,” jelasnya.

Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 18 Maret 2020. (Foto: Twitter/@jokowi)

Jokowi mengatakan, ia masih menemukan orang-orang yang tidak memakai masker dan masih tetap bergerombol. Ia menekankan, keberhasilan mengatasi wabah ini bergantung kepada kedisiplinan masyarakat dalam mematuhi kebijakan PSBB dan semua protokol kesehatan.

“Saya masih sering menjumpai masyarakat yang tidak bermasker, tolong kita semuanya bermasker. Masih bergerombol, berkerumun, hindari itu. Sekali lagi, ingin saya tegaskan yang utama adalah ikuti disiplin protokol kesehatan, silahkan beraktivitas secara terbatas, tapi sekali lagi ikuti protokol kesehatan secara ketat, semua ini membutuhkan kedisiplinan kita semua, kedisiplinan warga serta aparat yang bekerja secara tepat dan terukur,” tegasnya.

15 Provinsi di Tanah Air Melaporkan Tidak Ada Penambahan Kasus Positif Corona

Juru bicara penanganan kasus virus Corona Dr Achmad Yurianto melaporkan masih adanya penambahan kasus baru COVID-19. Pada hari Kamis (7/5) tercatat ada 338 kasus baru sehingga total kasus menjadi 12.776.

Lanjutnya, sebanyak 64 pasien juga dilaporkan sembuh hari ini. Total pasien yang telah pulih dari COVID-19 mencapai 2.381 orang.

DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 745, disusul Sulawesi Selatan 238, Jawa Timur 208, Jawa Barat 182, dan Bali 183.Namun 35 orang dilaporkan meninggal dunia hari ini, sehingga jumlah total korban tewas menjadi 930 orang.

Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) meningkat menjadi 243.455, sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) menjadi 28.508.

DKI Jakarta masih menjadi pusat perebakan virus corona di Indonesia dengan 4.855 kasus, disusul Jawa Barat dengan 1.381 kasus; Jawa Timur dengan 1.267 kasus; dan Jawa Tengah dengan 904 kasus.

Update Infografis percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia per tanggal 7 Mei 2020 Pukul 12.00 WIB. #BersatuLawanCovid19 (Foto: Twitter/@BNPB_Indonesia)

Selain itu, tercatat sebanyak 15 Provinsi dilaporkan tidak ada penambahan kasus positif hari ini. Provinsi tersebut adalah Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu, Jambi, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Lampung, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur.

Sampai saat ini telah dilakukan 134.151 uji spesimen dengan metoda Polymerase Chain Reaction (PCR) dan TCM di 89 laboratorium. Dari 96.717 spesimen yang diperiksa 12.776di antaranya terbukti positif. [gi/ab]