Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya atas pencapaian para atlet dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020 yang baru saja berakhir pada 5 September lalu. Jokowi, sapaan akrab dari sang Presiden, mengatakan bahwa ia merasa bangga perjuangan dan kerja keras yang ditunjukkan oleh para atlet dalam ajang empat tahunan tersebut.
“Dan juga terimakasih atas medali emas yang diberikan di cabang bulu tangkis, bukan hanya satu emas, tetapi langsung dua emas. Ini adalah sebuah lompatan dan saudara-saudara mampu membuktikan bisa dan mampu bersaing di kancah global, dan selamat juga untuk para juara, yang sudah mempersembahkan baik medali perak, maupun medali perunggu,” ungkap Jokowi dalam pertemuannya dengan para atlet di Istana Kepresidenan, Bogor, Jumat (17/9).
Indonesia berada di posisi 43 dalam daftar perolehan medali terakhir Paralimpiade Tokyo dengan memperoleh dua emas, tiga perak dan empat perunggu. Dua medali emas didapat dari cabang bulutangkis di nomor ganda putri dan ganda campuran.
BACA JUGA: IOC Larang Korea Utara Berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022Atas pencapaian tersebut, pemerintah memberikan bonus kepada atlet Paralimpiade Tokyo 2020 peraih medali emas sebesar Rp5,5 miliar, dan Rp2,5 miliar bagi peraih medali perak. Untuk peraih medali perunggu sendiri, bonus yang diberikan adalah sebesar Rp1,5 miliar. Jokowi juga memastikan bahwa pemerintah tetap akan memberikan bonus bagi para atlet yang belum berhasil meraih medali pada ajang tersebut.
“Semoga prestasi ini dapat menjadi inspirasi dan motivasi kita semuanya bagi para atlet maupun masyarakat Indonesia agar terus bekerja keras meraih prestasi, memberikan yang terbaik untuk bangsa, negara. Dan juga jangan lalai untuk mempersiapkan diri, ingat Paralimpiade di Perancis tinggal 3 tahun lagi karena tahun 2024 dan kita harapkan di Paralimpiade 2024 nanti kita bisa meraih medali dan prestasi yang lebih tinggi lagi,” tuturnya.
Lompatan Besar
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengungkapkan dalam ajang Paralimpiade Tokyo 2020, Indonesia mengirimkan 23 atlet dan berpartisipasi dalam tujuh cabang olahraga. Menurutnya, perolehan medali tersebut merupakan lompatan besar bagi kontingen paralimpiade Indonesia.
“Sebelumnya, Indonesia hanya dapat mengirimkan sembilan atlet dan mengikuti empat cabang olahraga (di Paralimpiade Rio de Janeiro di Brazil pada 2016) dengan perolehan satu medali perunggu dari cabang olahraga angkat berat dan menempatkan posisi Indonesia pada peringkat 76 dunia,” ungkap Zainudin.
Lebih lanjut Zainudin menjelaskan terkait dengan pembinaan dan persiapan Indonesia dalam mengikuti multi event olahraga tingkat dunia baik dalam ajang Olimpiade dan Paralimpiade nantinya akan lebih difokuskan kepada cabang olahraga yang berpotensi menghasilkan medali. Hal tersebut katanya sesuai dengan apa yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional.
Your browser doesn’t support HTML5
Ia berharap Perpres tersebut akan dapat meningkatkan pembinaan prestasi olahraga, tata kelola serta ekosistem olahraga nasional menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
“Perlu kami laporkan di dalam Desain Besar Olahraga Nasional tersebut juga pemerintah telah memberi tempat yang setara antara pembinaan atlet Olimpiade atau non difabel dengan atlet Paralimpiade atau atlet difabel serta akan memfasilitasi keduanya dengan cara yang sama. Kalau sebelumnya para atlet difabel ini sangat merasa terpinggirkan, sekarang ini merasa percaya diri mereka muncul karena setara dengan atlet non difabel,” pungkasnya.
Medali emas di Paralimpiade Tokyo sendiri dipersembahkan oleh pasangan Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah di nomor ganda putri bulutangkis SL3/SU5. Leani mengulang kesuksesannya dengan merai emas bersama Hary Susanto di nomor ganda campuran.
Leani menjadi atlet dengan raihan medali terbanyak setelah ia juga melengkapi koleksi prestasinya dengan medali perak di nomor tunggal putri. Raihan tersebut juga diikuti oleh Dheva Anrimusthi di nomor tunggal putra SU5 cabor bulutangkis. Di cabang angkat berat, Ni Nengah Widiasih, yang sebelumnya meraih medali perunggu di di Paralimpiade 2016 lalu, meningkatkan prestasinya dengan raihan perak di Tokyo.
Sementara itu, medali perunggu disumbangkan oleh Saptoyogo Purnomo dari cabor atletik, David Jacobs dari tenis meja dan Suryo Nugroho serta Fredy Setiawan dari tunggal putra bulutangkis. (gi/rs)