Presiden Joko Widodo berharap pembangunan hunian tetap bagi warga terdampak bencana alam di Sulawesi Tengah bisa rampung dalam tahun 2020. Menurutnya, pembangunan hunian tetap itu sempat terkendala ketersediaan lahan, tetapi telah ditangani sehingga proses pembangunan hunian tetap dapat dilakukan secepat-cepatnya karena sudah sangat dinanti oleh penduduk yang kehilangan rumah dalam bencana gempa, tsunami dan likuifaksi pada 28 September 2018 silam.
Presiden Joko Widodo Selasa siang, 29 Oktober 2019, meninjau perkembangan pembangunan hunian-hunian tetap di sejumlah lokasi di kota Palu, Sulawesi Tengah. Berbicara kepada wartawan di kompleks pembangunan hunian cinta kasih yang sedang dikerjakan oleh yayasan Budha Tzu Chi di Kelurahan Tondo Talise, Jokowi menginginkan agar pembangunan hunian-hunian tetap bagi penyintas bencana di Sulawesi Tengah itu dapat rampung pada tahun 2020.
“Yang tadi di sana –Kelurahan Duyu- Pak Menteri PU sampaikan 2020 rampung, nanti Desember yang 500 selesai, yang ini – di kelurahan Tondo- sebelum April, sebelum lebaran, sehingga nanti cepatlah, ini kan ditunggu oleh masyarakat yang terkena dampak gempa kemarin,” kata Jokowi.
Jokowi berharap proses pembangunan hunian tetap itu dapat dikerjakan secara cepat karena sudah sangat dinanti masyarakat terdampak likuifaksi dan tsunami. Jokowi menyatakan permasalahan ketersediaan lahan, yang sempat menghambat kegiatan pembangunan hunian tetap itu, telah ditangani.
“Memang kemarin menunggu agak lama karena ada proses – ketersediaan lahan yang tidak selesai-selesai. Bukan di masalah konstruksi atau anggaran, lahan yang tidak selesai-selesai, tapi sudah diselesaikan oleh Pak Gubernur, Pak Bupati, Walikota, kita tinggal segera bisa bekerja secepat-cepatnya,” jelas Jokowi.
Secara keseluruhan terdapat 11.788 unit hunian tetap yang akan dibangun di sejumlah lokasi, baik di kota Palu maupun Kabupaten Sigi. Hunian tetap itu diperuntukkan para penyintas bencana yang direlokasi dari tempat tinggal mereka yang terkena likuifaksi dan tsunami.
BACA JUGA: Pemerintah Targetkan Huntap Penyintas Bencana Sulteng Rampung 2020Di tempat yang sama, Menteri Sosial Juliali Batubara mengungkapkan masih ada 4,8 milyar rupiah dana jaminan hidup bagi 1.622 kepala keluarga yang rencananya akan disalurkan selambatnya November 2019. Ia mengatakan penyaluran jaminan hidup bagi para korban gempa itu sempat terkendala pada pendataan warga penerima bantuan.
“Mudah-mudahan dari 43 miliar sekian yang dialokasikan, hanya tinggal 4,8 miliar yang belum didistribusikan,” ujar Juliari Batubara.
Masyarakat sudah lelah menunggu
Abdurrachman M. Kasim, Ketua Forum Korban Gempa Bumi dan Likuifaksi Kelurahan Balaroa, mengatakan masyarakat sudah lelah menunggu realisasi janji bantuan berupa jaminan hidup, santunan ahli waris yang hingga kini belum seluruhnya tersalurkan, dan ketersediaan hunian-hunian tetap.
“Saya punya warga di Balaroa itu kurang lebih hampir dua ribu, yang meninggal pada waktu itu delapan ratus, yang tertinggal di dalam tanah, masih ada mayat itu sekitar 200. Nah, kemudian 1.200 kita yang habis rumah, hilang rumah itu dipersulit, kemudian jaminan hidup masih banyak yang belum dapat ada sekitar seribuan, kemudian santunan ahli waris masih ada sekitar 500, pemerintah kita cuma janji-janji terus,” keluh Abdurrachman.
Menurut Abdurracman, warga sudah sangat menantikan bisa tinggal di hunian tetap yang jauh lebih layak dibandingkan hunian sementara (huntara) maupun yang masih berada di tenda-tenda darurat yang sudah ditempati setahun terakhir. [yl/ka]