Presiden Rusia Vladimir Putin akan bergabung dengan KTT para pemimpin G20 minggu depan "jika situasinya memungkinkan", kata Presiden Indonesia Joko Widodo, selaku tuan rumah pertemuan itu, Selasa (8/11).
Jika Putin tidak dapat datang ke Indonesia, kata Jokowi, pemimpin Rusia itu akan hadir secara virtual sebagai gantinya.
Jokowi, yang menjadi ketua blok ekonomi itu tahun ini, mengatakan bahwa selama percakapan telepon pekan lalu, Putin tidak mengesampingkan kemungkinan untuk menghadiri KTT di Bali, dan akan bergabung jika memungkinkan.
"Tapi kalau tidak ... mungkin dia akan meminta untuk melakukannya secara virtual," kata Jokowi kepada wartawan saat berkunjung ke Bali tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Surat kabar Financial Times sebelumnya mengutip Jokowi yang mengatakan bahwa percakapannya dengan Putin telah memberinya "kesan kuat" bahwa ia tidak akan hadir.
Pertemuan di Bali diperkirakan akan didominasi oleh ketegangan atas invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi khusus".
Kementerian Luar Negeri dan Istana Kepresidenan Indonesia tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Sebagai tuan rumah G20, Indonesia telah menolak tekanan dari negara-negara Barat dan Ukraina untuk tidak mengundang Putin ke KTT para pemimpin dan mengusir Rusia dari kelompok itu, dengan alasan Indonesia tidak memiliki wewenang untuk melakukannya tanpa konsensus di antara para anggota.
Dalam sebuah wawancara dengan Financial Times, Jokowi mengatakan Rusia ditunggu kehadirannya di KTT itu, yang dikhawatirkan akan dibayangi oleh peningkatan ketegangan internasional yang "sangat memprihatinkan."
"G20 tidak dimaksudkan untuk menjadi forum politik. Ini dimaksudkan untuk membahas ekonomi dan pembangunan," katanya seperti dikutip surat kabar itu.
Indonesia juga mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy, yang mengatakan ia tidak akan ambil bagian jika Putin melakukannya.
Beberapa pemimpin dunia lainnya, termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping, diperkirakan akan hadir. [ab/uh]