Jokowi Tawarkan Indonesia Jadi Lokasi Pertemuan Trump-Kim Jong-un

Emergency service members dig in the snow around at least three overturned vehicles, near the town of Bahcesehir, in Van province, eastern Turkey. Some dozens of rescue workers are missing after being hit by a second avalanche.

Presiden Joko Widodo menawarkan Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan antara Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un. Hal ini disampaikannya ketika menerima Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Korea untuk Indonesia Kim Chang-beom, dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Rakyat Demokratik Korea untuk Indonesia Ang Kwang II, di Istana Merdeka Jakarta, Senin (30/4).

“Tadi saya baru saja mengadakan pertemuan dengan Bapak Duta Besar Korea Utara dan Bapak Duta Besar Korea Selatan, yang intinya Indonesia sangat mendukung proses perdamaian yang ada,” ujar presiden kepada wartawan. Indonesia, tambahnya, memberi dukungan penuh agar proses perdamaian kedua pihak itu dilanjutkan dalam kesepakatan yang berdampak pada proses perdamaian di kawasan dan di seluruh dunia.

Dalam pertemuan itu Presiden Joko Widodo menyampaikan kesiapan Indonesia menjadi lokasi pertemuan antara Presiden Amerika Donald Trump dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un yang direncanakan berlangsung Mei ini. "Kami menawarkan, apabila ada rencana pertemuan antara pemimpin Kim Jong-un dan Presiden Donald Trump, bisa dilaksanakan di Indonesia. Kami tawarkan itu," ujar presiden.

Akui Beberapa Negara Tawarkan Jadi Lokasi Pertemuan, Trump Pilih Freedom House di DMZ

Presiden Trump hari Senin (30/4) mengakui bahwa beberapa negara telah menawarkan untuk menjadi lokasi pertemuan bersejarah dengan Presiden Kim Jong-un, namun lewat cuitannya di Twitter Trump mengatakan “Peace House/Freedom House” di perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara lebih representatif, penting dan abadi dibandingkan di negara ketiga.

Lokasi yang disebut Trump itu merupakan zona demiliterisasi yang memisahkan kedua Korea, dan menjadi tempat pertemuan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Presiden Kim Jong-un, Jumat lalu (28/4), di mana untuk pertama kalinya seorang pemimpin Korea Utara mengunjungi garis demarkasi yang memisahkan kedua negara tersebut.

Pertemuan antara Presiden Trump dan Presiden Kim Jong-un ini merupakan yang pertama sejak pertemuan tingkat tinggi kedua pemimpin lebih dari 60 tahun lalu pasca Perang Korea tahun 1950-1953.

Sebelumnya Trump mengatakan sedang mempertimbangkan lima lokasi sebagai tempat pertemuannya, tetapi Jumat lalu ia mengatakan pilihan itu telah dikerucutkan menjadi dua lokasi saja, meskipun tidak merincinya lebih lanjut.

Pengamat Nilai Pertemuan Kedua Korea Berdampak Positif pada Pertemuan AS-Korut

Pertemuan kedua pemimpin Korea Jumat (27/4) lalu, di luar dugaan dunia. Pengamat hubungan internasional yang juga guru besar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia Prof. Hikmahanto Juwana kepada VOA mengatakan “Di luar dugaan dunia, Kim Jong-un ternyata ingin menjalin perdamaian dengan Korea Selatan, bahkan bersedia melakukan denuklirisasi.”

Hikmahanto menilai pertemuan keduanya sangat positif menjelang pertemuan antara Kim dan Trump. “Pertemuan ini sangat positif menjelang pertemuan pemimpin Amerika dan Korea Utara. Masyarakat internasional akan menyambut baik hasil positif pertemuan kedua pemimpin Korea,” ujarnya. [em]