5 Meninggal, Jumlah Kasus Corona di Indonesia Bertambah Menjadi 96

Paramedis membawa kotak limbah medis berbahaya sementara pasien virus corona berbaring di tempat tidur di Rumah Sakit Brescia, Italia, Kamis, 12 Maret 2020. (Foto: AP/Luca Bruno)

Pemerintah mengumumkan jumlah pasien yang positif terjangkit virus corona jenis baru mencapai 96 kasus, lima di antaranya meninggal per Sabtu (14/3/2020).

Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan terdapat penambahan 27 kasus pasien baru yang positif terjangkit virus corona baru (COVID-19) dan satu pasien yang meninggal per Sabtu (14/3/2020). Dengan demikian, total terdapat 96 kasus dan 5 orang yang meninggal di Indonesia akibat virus corona. Sedangkan pasien yang sudah dinyatakan sembuh terdapat delapan orang dengan indikasi tidak ada keluhan fisik dan hasil pemeriksaan negatif virus corona.

Kendati demikian, menurut Yurianto, virus telah menyebar ke sejumlah wilayah Indonesia sehingga diperlukan pendekatan yang berbeda dengan sebelumnya atau menanganinya dengan pendekatan kasus per kasus.

Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto saat menggelar konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020. (Foto: Courtesy/BNPB)

"Kalau kita lihat sebarannya, sekarang sudah melebar. DKI Jakarta, Jawa Barat di sekitar DKI, termasuk Bandung, Tangerang, Jawa Tengah, sudah kita dapatkan kasusnya di Solo dan Yogyakarta, Bali, Manado, Pontianak dan beberapa tempat lain yang sedang kita telusuri," jelas Yurianto di kantor BNPB, Jakarta, Sabtu (14/3/2020).

Yurianto menambahkan Kementerian Luar Negeri juga akan meninjau kemungkinan pembatasan untuk negara lain setelah World Health Organization (Badan Kesehatan Dunia/WHO) menyatakan virus corona sebagai pandemi global. Hal tersebut dilakukan di samping pengetatan yang dilakukan oleh sejumlah daerah di Indonesia.

Your browser doesn’t support HTML5

5 Meninggal, Jumlah Kasus Corona di Indonesia Bertambah Menjadi 96

Menurutnya, pemerintah juga sudah menerima 10 ribu alat polimerisasi (PCR) untuk mendeteksi virus corona. Alat tersebut, katanya, sebagian sudah berada di Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur. Ia menegaskan masyarakat tidak perlu membayar jika ingin melakukan pemeriksaan virus corona.

etua Tim Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dalam konferensi pers mengenai perkembangan virus corona di Indonesia, Jakarta, 14 Maret 2020. (Foto: Courtesy/BNPB)

Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, mengatakan pemerintah akan melibatkan berbagai unsur masyarakat dalam penanganan virus corona. Unsur tersebut diantaranya adalah para pakar, dunia usaha, akademisi dan media. Di samping itu, gubernur dan bupati-wali kota dapat membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah dengan rekomendasi pihaknya.

"Gubernur dalam pelaksanaan tugasnya akan dibantu oleh Pangdam/Danrem, Kapolda, Kadiskes dan Kepala BPBD serta OPD dan para pihak yang terkait yang tentunya dapat memberikan kontribusi," jelas Doni Monardo.

Suasana konferensi pers mengenai virus corona di kantor BNPB, Jakarta, Sabtu, 14 Maret 2020.

Doni menjelaskan pemerintah akan memperbanyak tempat pengetesan virus corona, alat tes dan tenaga medis dengan melibatkan mahasiswa kedokteran serta relawan medis. Ia juga menyerukan masyarakat agar bergotong royong dalam melawan virus corona. Misalnya dengan membagikan masker dan makanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

BACA JUGA: Antisipasi Virus Corona, Sekolah di Jakarta Diliburkan Selama 2 Minggu

"Bantuan tersebut pada dasarnya tidak hanya bermanfaat bagi mereka yang dibantu, tetapi juga bagi kita yang membantu karena telah mengurangi risiko terjadinya penularan yang lebih luas," tambahnya.

Doni mengimbau masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi wabah virus corona dengan melakukan tindakan berlebihan, seperti memborong logistik, masker, dan penyanitasi tangan. [sm/em]