Institusi-instusi keamanan nasional dan penegak hukum Amerika Serikat (AS) sedang kesulitan menangani ancaman teroris dalam negeri yang mereka gambarkan “melonjak signifikan.” Banyak dari teroris itu bertindak sendiri dan didorong permusuhan rasial atau ideologi anti pemerintah.
Bersaksi di depan anggota Kongres pada Selasa (21/9), pejabat-pejabat dari badan-badan itu menyampaikan lagi peringatan yang sudah disampaikan pada awal tahun ini bahwa ancaman yang paling mematikan bagi Amerika berasal dari dalam negeri.
BACA JUGA: Pasca 9/11, Muslim Amerika Masih Perangi BiasIdeologi supremasi kulit putih dan ketidakpuasan pribadi, kata mereka, mendorong semakin banyaknya aktor tunggal untuk bertindak.
“Kasus teroris domestik telah melonjak,” ujar Christopher Wray, direktur Biro Penyelidik Federal Amerika (FBI), kepada satu komisi di Senat. Ia mengungkapkan bahwa pencegahan serangan teroris menjadi prioritas utama biro itu “sekarang dan pada masa mendatang.”
Lonjakan kasus itu antara lain dipicu serangan pada 6 Januari terhadap Gedung Kongres Amerika, Capitol Hill, mengakibatkan kematian lima orang dan telah menyebabkan lebih dari 600 orang ditangkap.
Dalam kesaksian yang disiapkan, Wray mengatakan, serangan terhadap Capitol "menunjukkan kerelaan sebagian orang untuk menggunakan kekerasan dalam melawan pemerintah demi memajukan tujuan politik dan sosial mereka."
Dia juga mengatakan bahwa banyak dari teroris domestik itu yang sangat mengandalkan internet, sesuatu yang menurut Wray, membuat mereka sulit dilacak. (ka/ps)