Sejumlah demonstran, pada Kamis (14/7), memblokir jalan dan membakar ban di jalan-jalan di ibu kota Haiti. Tidak ada laporan mengenai bentrokan yang terjadi antara demonstran dengan polisi yang membuka jalan-jalan untuk melancarkan arus lalu lintas di wilayah tersebut.
Kelangkaan bahan bakar dan kenaikan harga bensin telah mendorong berbagai angkutan umum menaikkan tarif di Haiti.
BACA JUGA: Wali Kota Cite Soleil: Kekerasan Geng Haiti Tewaskan Lebih dari 50 OrangPemandangan di mana orang-orang tampak berbaris, menjajakan jerigen berisi bensin, tampak terlihat di beberapa tempat. Harga satu galon bensin, yang hampir setara dengan 4 liter, kini mencapai 1.500 gourde atau sekitar $13 di pasar gelap.
Dalam aksinya, para pengunjuk rasa juga membawa spanduk yang berisi tulisan yang memprotes kehadiran misi politik PBB di Haiti.
Dewan Keamanan PBB, pada Rabu (13/7), bertemu di Jenewa untuk memberikan suara mengenai perpanjangan misi politik PBB di Haiti tetapi pemungutan suara itu ditunda setelah China menyerukan konsultasi tertutup mengenai resolusi yang diusulkan.
Kehadiran PBB di Haiti telah menjadi kontroversi sejak laporan pelanggaran yang dilakukan oleh penjaga perdamaian PBB yang bertugas di negara itu dari tahun 2004 hingga 2017 mencuat ke permukaan.
BACA JUGA: Pejabat PBB: Ketidakpastian Politik di Haiti Perburuk SituasiPengunjuk rasa mengatakan mereka telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan PBB untuk mengendalikan kekerasan yang meluas di Haiti.
Perekonomian yang ambruk adalah bagian dari kehancuran negara itu yang sejak tahun lalu kesulitan untuk mengendalikan kekerasan geng yang meningkat. Kekerasan kini telah menyebar ke sebagian besar wilayah ibu kota. [ka/jm]