Klaim Tunjangan Pengangguran AS Kembali Turun, Inflasi Melonjak

Warga AS antre untuk mengajukan tunjangan pengangguran di Frankfort, Kentucky (foto: dok).

Pengajuan baru untuk tunjangan pengangguran turun lagi minggu lalu, penurunan minggu keenam berturut-turut, kata Departemen Tenaga Kerja Amerika, Kamis (10/6). Itu tanda bahwa ekonomi terbesar dunia itu terus pulih dari pandemi virus corona.

Total 376.000 pengangguran mengajukan tunjangan, turun 9.000 dari angka yang direvisi minggu sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja. Angka itu yang terendah sejak pertengahan Maret 2020 ketika pandemi mulai melanda Amerika dan menandai minggu kedua berturut-turut total pengajuan mingguan turun di bawah 400.000 dalam lebih dari satu tahun.

BACA JUGA: Demi Masa Depan, Warga AS Pilih Ganti Profesi Pasca Pandemi

Lebih dari 53% orang dewasa di Amerika kini telah sepenuhnya divaksinasi COVID-19 sehingga mendorong pemulihan ekonomi meskipun laju inokulasi turun tajam dari puncaknya beberapa minggu lalu. Pejabat di banyak negara bagian kini menawarkan berbagai insentif untuk menarik orang agar bersedia divaksinasi, termasuk peluang menang lotere jutaan dolar.

Terus turunnya jumlah klaim tunjangan pengangguran itu terkait dengan semakin banyaknya perekrutan. Lowongan kerja pada Mei tercatat 559.000, lebih dua kali lipat dari 266.000 pada April. Namun pemerintah mengatakan sekitar 9,3 juta orang di Amerika masih menganggur.

Dengan pemulihan yang stabil, banyak pengusaha melaporkan kekurangan pekerja, terutama untuk pekerjaan berupah rendah seperti pelayan restoran dan pegawai toko.

Sementara itu, harga-harga barang di Amerika melonjak bulan lalu, tingkat inflasi naik menjadi lima persen untuk tahun yang berakhir Mei. Itu menambah kekhawatiran bahwa pemulihan akibat pandemi COVID-19 menyebabkan ekonomi tumbuh terlalu cepat atau overheating.

Warga AS berbelanja di sebuah toko elektronik (foto: ilustrasi). Harga barang-barang di AS mengalami lonjakan bulan lalu.

Kenaikan itu bukan tidak terduga, melainkan kelanjutan dari tren yang tampak sejak Januari ketika bisnis di Amerika kembali normal setelah mengalami penurunan tajam setahun lalu, ketika pandemi COVID-19 memaksa banyak kegiatan ekonomi terhenti. Namun lonjakan Mei umumnya didorong oleh lonjakan harga minyak dan mobil bekas, yang menurut analis adalah faktor terpisah tetapi sementara.

Di luar barang pangan dan energi yang harganya berubah-ubah, indeks "inti" barang-barang konsumen naik 3,8 persen tahun lalu, tanpa penyesuaian musiman. Itu adalah "kenaikan terbesar dalam 12 bulan sejak periode yang berakhir Juni 1992," menurut Departemen Tenaga Kerja. [ka/lt]