Jumlah korban tewas akibat ambruknya gedung pabrik pakaian jadi di Bangladesh telah melampaui 700, sementara para pekerja terus mencari jenazah dalam reruntuhan.
Polisi mengatakan para pekerja mengangkat beberapa jenazah lagi dari puing-puing hari Selasa (7/5), yang menaikan jumlah yang pasti meninggal menjadi 705 orang.
Pihak berwenang mengatakan semakin sulit bagi mereka untuk mengidentifikasi jenazah para korban dari reruntuhan gedung yang ambruk tanggal 24 April yang lalu tersebut. Dalam banyak kasus, mereka mengandalkan kartu pengenal dan telepon genggam yang mereka temukan dalam saku korban yang meninggal untuk mengidentifikasi mereka.
Menteri Keuangan Bangladesh mengatakan pekan lalu ambruknya gedung itu tidak terlalu gawat dan menyebut insiden itu “kecelakaan.” Abul Maal Abdul Muhith mengatakan ia tidak khawatir peristiwa itu akan mempengaruhi toko-toko pengecer pakaian dari luar negeri meninggalkan negara tersebut. Ia mengatakan insiden demikian terjadi dimana-mana.
Industri tekstil yang menghasilkan $ 20 miliar untuk Bangladesh adalah sumber hampir 80 persen ekspor negara itu. Beberapa perusahaan tekstil asing telah berjanji untuk memberi bantuan kepada para keluarga yang keluarganya menjadi korban saat tengah memproduksi barang pesanan mereka.
Pihak berwenang telah menangkap sedikitnya sembilan orang setelah kecelakaan itu. Di antara yang ditahan adalah pemilik gedung tersebut, para pemilik beberapa konfeksi yang bertempat dalam gedung itu dan para insinyur yang bertanggung jawab atas pembangunan gedung itu.
Lebih dari 3.000 orang berada dalam gedung itu ketika insiden ambruknya gedung itu berlangsung.
Pihak berwenang mengatakan semakin sulit bagi mereka untuk mengidentifikasi jenazah para korban dari reruntuhan gedung yang ambruk tanggal 24 April yang lalu tersebut. Dalam banyak kasus, mereka mengandalkan kartu pengenal dan telepon genggam yang mereka temukan dalam saku korban yang meninggal untuk mengidentifikasi mereka.
Menteri Keuangan Bangladesh mengatakan pekan lalu ambruknya gedung itu tidak terlalu gawat dan menyebut insiden itu “kecelakaan.” Abul Maal Abdul Muhith mengatakan ia tidak khawatir peristiwa itu akan mempengaruhi toko-toko pengecer pakaian dari luar negeri meninggalkan negara tersebut. Ia mengatakan insiden demikian terjadi dimana-mana.
Industri tekstil yang menghasilkan $ 20 miliar untuk Bangladesh adalah sumber hampir 80 persen ekspor negara itu. Beberapa perusahaan tekstil asing telah berjanji untuk memberi bantuan kepada para keluarga yang keluarganya menjadi korban saat tengah memproduksi barang pesanan mereka.
Pihak berwenang telah menangkap sedikitnya sembilan orang setelah kecelakaan itu. Di antara yang ditahan adalah pemilik gedung tersebut, para pemilik beberapa konfeksi yang bertempat dalam gedung itu dan para insinyur yang bertanggung jawab atas pembangunan gedung itu.
Lebih dari 3.000 orang berada dalam gedung itu ketika insiden ambruknya gedung itu berlangsung.