Pihak berwenang telah mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat insiden ambruknya sebuah gedung di China Tengah naik menjadi lima orang. Sementara itu, puluhan orang kemungkinan masih tertimbun reruntuhan, kata media pemerintah pada Kamis (5/5) dini hari.
Bangunan komersial di Kota Changsha, Provinsi Hunan, yang terdiri dari apartemen, hotel, dan bioskop, ambruk pada Jumat (29/4), memicu pencarian besar-besaran yang dilakukan ratusan pekerja darurat.
Struktur bangunan yang telah menjadi rata dengan tanah itu meninggalkan lubang besar di jalanan Kota Changsha yang padat, dan menimbulkan tumpukan puing-puing serta serpihan dari balok beton yang ambruk.
Kantor berita Xinhua, pada Kamis (5/5) melaporkan bahwa korban tewas kini mencapai lima orang , naik dari dua yang telah dilaporkan sebelumnya. Selain itu, sebanyak 10 orang berhasil ditarik dari reruntuhan dalam kondisi masih hidup.
Orang selamat ke-10 ditemukan dalam keadaan sadar sekitar tengah malam, menurut laporan Xinhua.
Diduga terdapat 23 orang yang terperangkap dalam bangunan itu, namun upaya menjalin kontak dengan para korban belum berhasil dilakukan. Media pemerintah melaporkan sebanyak 39 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Petugas penyelamat berhasil menemukan lima korban dengan bantuan anjing pelacak, detektor, dan drone, serta juga berkat teriakan dan ketukan, kata kantor berita itu.
Penguasa menuduh petugas survei bangunan telah memalsukan audit keselamatan bangunan itu.
Presiden Xi Jinping sebelumnya menyerukan agar dilakukan pencarian sebisa mungkin, dan memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap penyebab ambruknya medung, kata media pemerintah.
Ambruknya bangunan bukan hal baru di China sebagai akibat keamanan dan standar konstruksi yang lemah, dan juga korupsi di kalangan pejabat yang bertugas menegakkan peraturan bangunan. [jm/ka]