Mantan Presiden AS Donald Trump berkampanye untuk kembali ke Gedung Putih. Dia bersumpah untuk menggulingkan pemimpin saat ini yang mengalahkannya dalam pemilu 2020 -- Presiden Joe Biden. Tapi pertama-tama Trump harus mengalahkan semakin banyak bakal calon Republik lainnya.
Survei di antara pemilih Partai Republik menunjukkan Donald Trump unggul jauh di atas penantang utama lainnya, termasuk dua yang paling menonjol: Gubernur Florida Ron DeSantis dan mantan wakil presiden Mike Pence.
Trump tetap menantang meskipun menjadi presiden pertama atau mantan presiden AS yang menghadapi banyak tuntutan pidana federal.
“Ron DeSanctimonious dan angka jajak pendapatnya menurun drastis,” ejek Trump terhadap Ron DeSantis.
Your browser doesn’t support HTML5
Ahli strategi politik dan veteran dari lima kampanye kepresidenan dari Partai Republik Stuart Stevens tidak terkejut dengan keunggulan kuat Trump.
“Ini adalah partai Trump. Dan saya tidak melihat alasan untuk percaya bahwa masalah hukum yang dialaminya akan mengubah itu. Saya pikir, dalam banyak hal, berbagai tuntutan hukum itu justru memperkuatnya. Saya pikir dia berhasil menggambarkan dirinya sebagai korban,” ujar Stevens.
Peserta terbaru di arena Partai Republik adalah mantan anggota kongres Will Hurd dari Texas.
“Jika kita mencalonkan politisi gagal yang melanggar hukum dan egois seperti Donald Trump, yang kehilangan mayoritas di DPR, Senat, dan gagal memperpanjang kedudukannya di Gedung Putih, maka kita semua tahu Joe Biden akan menang lagi,” tukasnya.
BACA JUGA: Kendati Banyak Skandal, Kaum Kristen Konservatif AS Tetap Memuja TrumpTidak banyak bakal calon lain dari Partai Republik secara terbuka mengkritik Trump, kecuali mantan Gubernur New Jersey Chris Christie.
“Dan Donald Trump membuat kita lebih kecil dengan memecah belah kita lebih jauh,” ujarnya.
Dengan pengecualian Pence, banyak bakal calon presiden kemungkinan besar mengikuti audisi sebagai calon wakil presiden Trump atau menggunakan pemilihan pendahuluan mendatang sebagai pemanasan untuk pemilihan presiden tahun 2028.
Seperti Walikota Miami Francis Suarez, para bakal calon Partai Republik menarget Presiden Biden dan Partai Demokrat – bukan Donald Trump – sebagai sasaran kritik.
“Di bawah pemerintahan ini, Amerika kembali mulai tidak mempercayai diri lagi,” kata Suarez.
Your browser doesn’t support HTML5
Apa pun motivasi mereka, ada alasan yang diperhitungkan bagi sebagian besar bakal calon Republik untuk melakukan pendekatan hati-hati terhadap Trump, menurut Stevens – yang menyatakan telah meninggalkan partai itu.
“Jika Anda menentang Joe Biden, itu hal yang baik dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik. Tetapi saya juga berpikir, sejarah telah menunjukkan bahwa ketika Anda menyerang Donald Trump, dia menyerang balik dengan cukup keras. Mungkin Chris Christie adalah pengecualian – tapi saya pikir mereka semua tidak ingin terlibat dalam perkelahian sengit dengan Donald Trump," tambah Stevens.
Bagi para pemilih, kesempatan pertama mereka untuk menilai banyak bakal calon Partai Republik akan datang ketika para kandidat itu langsung berhadapan satu sama lain di ruangan yang sama pada tanggal 23 Agustus. Pada tanggal itulah Partai Republik menjadwalkan debat pertamanya dalam pemilihan pendahuluan. [lt/jm]