Inisiatif terbaru untuk mengubah fakta ini salah satunya diluncurkan oleh Serikat Pekerja Gedung Amerika Utara (NABTU) dan kelompok advokasi Lean In yang dimotori Facebook. Nama prakarsa itu "Lean In Circles for Tradeswomen". Prakarsa ini pada intinya ditujukan untuk mendorong lebih banyak perempuan berkarya di industri ini.
Eksekutif Facebook Sheryl Sandberg yang juga pendiri kelompok Lean In, mengatakan, prakarsa ini penting bagi kemajuan dunia perempuan.
"Setiap kali kami melihat ada pekerjaan yang dibayar lebih tinggi, yang memiliki lebih banyak proteksi, yang memiliki lebih banyak manfaat, pekerjaan itu pasti jatuh ke tangan laki-laki. Ini sebetulnya adalah pekerjaan yang bagus untuk semua orang, namun mengapa hanya empat persen perwakilan perempuan di sana,” komentarnya.
Judaline Cassidy, pendiri organisasi Tools & Tiaras, yang juga mendukung prakarsa itu, berpendapat serupa.
"Jika kita memiliki lebih banyak perempuan dalam industri ini, baik sebagai pekerja maupun pemimpin, situasinya akan berubah seperti di industri-industri lain.”
Cassidy, yang pekerjaann sehari-harinya adalah tukang ledeng di Dinas Perumahan Kota New York mengatakan, ia menghabiskan sebagian waktu sengganggnya untuk mendorong perempuan bekerja di sektor konstruksi melalui organisasi Tools & Tiaras-nya. Ia tidak ingin, kaum hawa pada masa sekarang mengalami apa yang dihadapinya pada masa lalu.
"Dua puluh tahun yang lalu, sebagai seorang perempuan, saya kesulitan masuk sebagai anggota serikat pekerja. Tanggapan orang-orang sangat tidak menyenangkan. Ketika saya mengungkapkan maksud saya untuk bergabung, pria-pria dalam serikat itu malah menyuruh saya pulang dan mencuci piring."
Untuk mewujudkan prakarsa "Lean In Circles for Tradeswomen", NABTU dan kelompok advokasi "Lean In" Facebook menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan konstruksi dan lembaga-lembaga pemerintah yang mengawasi mereka.
Mereka menciptakan sejumlah program magang bagi perempuan dan kelompok-kelompok minoritas di industri ini. Mereka ingin perempuan terlibat dari level terendah hingga level tertinggi, dan menghapus diskriminasi yang sering merugikan perempuan.
Your browser doesn’t support HTML5
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja, jumlah perempuan yang dipekerjakan dalam industri konstruksi AS pernah mencapai 950.000 pada 2007. Namun kemudian, angka itu anjlok ke titik terendah, yakni sekitar 711.000, pada 2011 sewaktu AS dilanda resesi hebat.
Jumlah itu baru pulih hampir 10 tahun kemudian, dan pada akhirnya membukukan rekor tertinggi, yakni sekitar 970.000, pada awal pandemi tahun 2020.
Jumlah itu tidak besar meski terus mengalami peningkatan. Jumlah itu hanya sekitar empat persen dari total pekerja konstruksi terampil di Amerika. [ab/uh]