Junta Hadapi Kesulitan dalam Program Vaksinasi Myanmar

Vaksinasi di Naypyitaw, Myanmar, 30 Januari 2021. (Foto: dok). Pemimpin kudeta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menargetkan 50 persen populasi negara itu divaksinasi COVID-19 pada akhir tahun ini.

Pemimpin kudeta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menargetkan 50 persen populasi negara itu divaksinasi COVID-19 pada akhir tahun ini, tetapi ada kesulitan dan hambatan di lapangan dalam mencapai tujuan itu.

Sejak 28 Juli, Dewan Administrasi Negara (State Administration Council-SAC), yang menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis, pimpinan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) telah memberi vaksinasi, menggunakan vaksin Sinopharm dan Sinovac buatan China di seluruh negeri.

Dari Juli hingga 8 Agustus, Beijing mengirim 4,5 juta dosis ke Myanmar, dengan 2,5 juta dosis Sinopharm yang disumbangkan dan 2 juta vaksin Sinovac yang dibeli militer. Dua juta dosis lagi akan tiba bulan ini, karena militer membeli total 4 juta dosis Sinovac.

Kementerian Kesehatan dan Olahraga memulai program vaksinasi pada minggu terakhir Juli. Tenaga medis, relawan, narapidana dan mereka yang berusia di atas 65 tahun termasuk dalam kelompok prioritas untuk divaksinasi. Surat kabar negara itu, The New Light of Myanmar, melaporkan pada 6 Agustus bahwa lebih dari 1,8 juta orang atau 6,08 persen dari populasi yang ditargetkan, telah divaksinasi.

Myanmar memiliki lebih dari 30 juta orang berusia di atas 18 tahun untuk divaksinasi. Sebanyak 17 juta ditargetkan untuk divaksinasi pada akhir tahun ini, kata juru bicara Kementerian Kesehatan dan Olahraga Dr. Than Naing Soe kepada VOA.

“Untuk memvaksinasi 50 persen dari total populasi pada akhir tahun ini, kita perlu memvaksinasi 5 juta orang sebulan,” kata Min Aung Hlaing pada pertemuan 2 Agustus.

Relawan dengan pakaian pelindung (APD) membawa pasien COVID-19 yang berbaring di ranjang rumah sakit ketika mereka mencoba untuk memindahkan pasien yang bergantung pada oksigen dari pusat COVID-19 akibat banjir di Myawaddy, negara bagian Karen, Myanmar, 26 Juli 2021, (REUTERS).

Di tengah situasi yang tidak pasti ini, Than Naing Soe baru-baru ini mengatakan kepada VOA bahwa pemerintah yakin akan memenuhi target itu. SAC akan menerima vaksin dari China, India, Rusia, dan organisasi internasional dan regional.

Dua juta dosis yang dibeli dari Rusia akan tiba dalam beberapa bulan mendatang dan upaya sedang dilakukan untuk mendapatkan sisa vaksin dari India. Di bawah pemerintahan NLD sebelumnya, Myanmar membeli 30 juta dosis dari India dan telah membayar $75 juta, setengah dari nilai pesanan awal. Negara itu telah menerima 2 juta dosis Covishield India pada Januari.

Menurut kementerian itu, 1,8 juta orang divaksinasi antara 27 Januari dan 21 Juli, menggunakan 3,5 juta vaksin dari India, 1,5 juta disumbangkan dan 2 juta dibeli dan 300.000 dosis Sinovac dari China. [ka/ab]