Sagal Salad Osman, jurnalis perempuan Somalia yang bekerja untuk stasiun radio dan televisi milik pemerintah, tewas ditembak di Mogadishu hari Minggu (5/6).
Mohamed Ibrahim Moalimuu, sekretaris jenderal Persatuan Wartawan Nasional Somalia, mengatakan kepada VOA bahwa Osman tewas ditembak oleh penyerang tak dikenal di distrik Hodan ketika ia keluar dari sebuah universitas lokal. Ia mengatakan orang-orang bersenjata segera melarikan diri dari tempat kejadian.
"Kami sangat mengutuk hal ini, dan kami mendesak pemerintah untuk menyelidiki dan menyeret para pelaku pembunuhan ke pengadilan," katanya.
Abdirahman Yusuf al-Adaala, direktur Kantor Berita Somalia, mengatakan Osman, usia awal 20 tahunan, adalah wartawan yang sedang menanjak karirnya. Ia adalah produser dan pembawa acara untuk program-program yang menarget para pemuda.
Osman adalah wartawan perempuan kedua yang dibunuh di Somalia dalam enam bulan terakhir. Bulan Desember 2015, Hinda Haji Mohamed, jurnalis perempuan yang bekerja untuk media pemerintah, tewas dalam serangan bom mobil di Mogadishu. Kelompok teroris al-Shabab mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.
Somalia adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi para pekerja media. Dalam sebuah pernyataan, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud mengutuk pembunuhan wartawan perempuan itu, katanya "Orang-orang yang mencelakai orang tidak bersalah harus bertanggung jawab dan akan diadili seperti pada kejadian-kejadian sebelumnya."
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, tapi para wartawan di Somalia sering menjadi sasaran kelompok al-Shabab. [zb]