Polisi di Kiev mengatakan, jurnalis Rusia Arkady Babchenko, yang lari meninggalkan negaranya untuk menghindari pelecehan politik, ditembak mati di Ukraina. PM Ukraina menuding Moskow berada di balik aksi pembunuhan itu.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan, Babchenko tampaknya ditembak dari belakang di dekat pintu masuk apartmennya di Kiev, Selasa (29/5), setelah pergi berbelanja makanan.
Kematian pria berusia 41 tahun itu mengejutkan rekan-rekannya, dan meningkatkan ketegangan antara Moskow dan Kiev, yang hubungannya saat ini sangat buruk akibat aneksasi Krimea oleh Rusia, dan dukungan Rusia terhadap militan separatis di Ukraina Timur.
Kepala Polisi Kiev Andriy Krishchenko, dalam sebuah pernyataan di televisi, Selasa, mengatakan, polisi menduga Babchenko menjadi sasaran pembunuhan karena pekerjaannya sebagai jurnalis.
Dalam sebuah pernyataannya di Facebook beberapa jam setelah berita kematian Babchenko muncul, PM Ukraina Volodymyr Hroysman mengatakan, “Saya yakin mesin totaliter Rusia tidak bisa memaafkan kejujuran dan pendiriannya yang bermoral.”
Tapi di Moskow, Komisi Penyelidikan Rusia membantah Kremlin terlibat dalam pembunuhan tersebut dan mengatakan bahwa mereka melangsungkan penyelidikan kriminal sendiri dalam kasus kematian Babchenko.
Babchenko terkenal sebagai pengkritik keras Kremlin. Laporannya mengenai dukungan Rusia terhadap separatis pro-Rusia di Ukraina timur sering dikecam media pemerintah Rusia dan para pejabat Rusia.
Divisi Pengawas Media OSCE (Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa) mengecam pembunuhan Babchenko dan menyerukan adanya proses pengadilan yang cepat terhadap mereka yang bertangungjawab dalam pembunuhan itu. [ab/uh]