Beberapa pria bersenjata di Afghanistan menewaskan seorang jurnalis senior di provinsi Ghazni timur pada Senin sore (21/12).
Seorang juru bicara polisi setempat mengatakan kepada VOA bahwa Rahmatullah Nikzad, kepala serikat jurnalis di wilayah itu, diserang di luar rumahnya di ibukota provinsi, yang juga bernama Ghazni.
Reporter itu terasosiasi dengan beberapa media asing. Faisal Naveed, seorang jurnalis lokal mengatakan kepada VOA bahwa Nikzad ditembak tiga kali di dada dan dilarikan ke rumah sakit setempat dimana para dokter menyatakannya meninggal dunia.
Belum ada yang segera mengklaim tanggung jawab atas kematian Nikzad, jurnalis kelima yang dibunuh di Afghanistan dalam dua bulan terakhir, dan yang ketujuh tahun ini.
Taliban mengecam pembunuhan itu, mengatakan, "Sebagai seorang jurnalis solid, Nikzad menjalin hubungan baik" dengan kelompok pemberontak.
Para pengawas media global menggambarkan Afghanistan sebagai salah satu negara paling berbahaya bagi jurnalis. Mereka telah berulang kali mendesak pemerintah untuk mengambil langkah efektif guna melindungi media dan untuk menyelidiki dan mengadili mereka yang berada di balik kekerasan terhadap wartawan.
"Jurnalis tidak aman di Afghanistan. Lingkaran-lingkaran suram terus menembaki para jurnalis untuk menghancurkan hak untuk memberi informasi," cuit Torke Farhadi, seorang mantan penasihat pemerintah Afghanistan dan komentator politik.
Lebih dari 30 jurnalis telah dibunuh karena pekerjaan mereka di Afghanistan dalam 10 tahun terakhir, menurut organisasi kebebasan pers CPJ (Komite untuk Perlindungan Jurnalis). [vm/jm]