Jutaan Orang Hidup Dalam Kemiskinan Akibat Ledakan Beirut

Sejumlah kendaraan dekat tempat penyimpanan pangan yang rusak saat ledakan di pelabuhan Beirut, Lebanon, 9 April 2021.

Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) mengatakan, pihaknya berencana meningkatkan bantuan makanan dan uang tunai untuk 1,4 juta rakyat Lebanon yang menderita akibat ledakan di pelabuhan Beirut tahun lalu yang menghancurkan perekonomian negara itu.

Lebih dari 200 orang tewas dan lebih dari 6.000 luka-luka ketika ribuan ton amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan Ibu Kota Lebanon, Beirut, meledak 4 Agustus 2020. Perekonomian negara itu terpuruk setelah peristiwa yang digambarkan sebagai bencana besar.

Program Pangan Dunia melaporkan, separuh dari penduduk Lebanon yang berjumlah 6,7 juta orang dan seluruh pengungsi Suriah yang berjumlah 1,5 juta orang, hidup dalam kemiskinan yang parah dan kekurangan makanan.

Juru bicara WFP, Tomson Phiri mengatakan situasinya sangat buruk, sehingga badan pangan itu kini membantu seorang dari enam orang di negara itu.

“Dampak ledakan membuat mata uang lokal melemah dan dampak COVID-19 mengakibatkan lebih banyak orang jatuh dalam kemiskinan dan kerawanan pangan. Daya beli keluarga terus menyusut. Bagi para pengungsi, makanan, obat-obatan, dan sewa rumah menjadi semakin tidak terjangkau," ujar Phiri.

Phiri menambahkan, harga sekeranjang makanan WFP, yang mencakup bahan-bahan pangan pokok, meningkat lima kali lipat sejak awal krisis pada Oktober 2019. Pada waktu itulah kabinet Lebanon mengumumkan kenaikan pajak untuk mengatasi ekonomi yang memburuk, yang memicu protes di seluruh negeri.

Phiri mengatakan WFP memerlukan $100 juta untuk menyediakan makanan dan bantuan dasar di Lebanon hingga akhir tahun. [ps/lt]