Lapisan kabut asap tebal menyelimuti kota Harbin di China timur laut untuk hari ketiga, memaksa pembatalan banyak penerbangan dan bahkan penutupan beberapa jalan raya utama.
Walaupun keadaan di kota yang berpenduduk 10 juta orang itu telah membaik sedikit sejak Senin (21/10), tingkat polusi masih kira-kira 15 kali lebih tinggi daripada jumlah yang dianggap aman oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO).
Hari Selasa (22/10), banyak sekolah dan kantor tetap tutup. Sebagian besar penerbangan ditunda atau dibatalkan. Media pemerintah mengatakan kabut asap itu sangat tebal Selasa pagi sehingga semua jalan raya di kota itu terpaksa ditutup.
Kantor berita resmi pemerintah China, Xinhua, mengatakan keadaan darurat itu disebabkan oleh hari pertama sistem pemanas publik dihidupkan di kota itu karena musim dingin mendekat. Badan penyiaran pemerintah CCTV mengatakan keadaan akan membaik nanti hari Selasa.
Polusi akibat laju pembangunan yang pesat dan penggunaan batu bara melanda wilayah yang luas di China, menimbulkan janji-janji dari para pemimpin di negara itu untuk melakukan perbaikan. Pemerintah telah berjanji selama bertahun-tahun untuk menangani masalah polusi tersebut, tetapi tidak banyak membuat kemajuan.
Hari Selasa (22/10), banyak sekolah dan kantor tetap tutup. Sebagian besar penerbangan ditunda atau dibatalkan. Media pemerintah mengatakan kabut asap itu sangat tebal Selasa pagi sehingga semua jalan raya di kota itu terpaksa ditutup.
Kantor berita resmi pemerintah China, Xinhua, mengatakan keadaan darurat itu disebabkan oleh hari pertama sistem pemanas publik dihidupkan di kota itu karena musim dingin mendekat. Badan penyiaran pemerintah CCTV mengatakan keadaan akan membaik nanti hari Selasa.
Polusi akibat laju pembangunan yang pesat dan penggunaan batu bara melanda wilayah yang luas di China, menimbulkan janji-janji dari para pemimpin di negara itu untuk melakukan perbaikan. Pemerintah telah berjanji selama bertahun-tahun untuk menangani masalah polusi tersebut, tetapi tidak banyak membuat kemajuan.