Kadar CO2 Tinggi Ancam Ekosistem Laut

  • Rosanne Skirble

Kelebihan kadar CO2 di laut mengancam ekosistem yang ada di dalamnya (foto:dok).

Emisi karbon dari mobil, bangunan dan pabrik merupakan penyebab utama perubahan iklim. Sebagian besar emisi ini masuk ke atmosfer. Tapi sepertiganya berakhir ke laut, membuat air laut semakin asam. Penelitian baru menunjukkan kelebihan CO2 di laut yang belum pernah terjadi sebelumnya menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut.

Karena keasaman laut secara alami bervariasi dari satu daerah ke daerah lainnya dan dari tahun ke tahun berikutnya, sulit untuk mendeteksi seberapa banyak aktivitas manusia menyumbang pada masalah itu. Dalam sebuah studi yang dilaporkan jurnal Nature Climate Change, para ilmuwan melihat 21.000 tahun ke belakang sejarah iklim untuk mengamati beberapa petunjuk.

Tobias Friedrich, akademis post-doktoral di University of Hawaii International Pacific Research Center dan salah seorang penulis untuk studi tersebut, mengatakan.

Teorinya adalah konsentrasi karbon dioksida di atmosfer meningkat dari masa zaman es terakhir sampai ke masa pra-industri. Hal ini, tentu saja, juga berdampak pada tingkat keasaman laut. Jadi kami ingin membandingkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer yang terjadi secara alami dengan emisi yang dibuat oleh manusia selama dua ratus tahun terakhir.

Para ilmuwan menggunakan model komputer dengan data dari lapisan es dan sedimen laut untuk mensimulasikannya dengan kondisi laut. Ketika bumi mulai menghangat 17.000 tahun lalu pada akhir zaman es, CO2 di atmosfer mulai meningkat. Selama 6.000 tahun, CO2 bertambah dari 190 bagian per juta partikel menjadi 280 bagian per juta partikel.

Ekosistem laut punya waktu untuk menyesuaikan diri.

Penulis lainnya, Axel Timmerman, seorang profesor ilmu kelautan di University of Hawaii International Pacific Research Center, mengatakan catatan selama dua ratus tahun belakangan memberi gambaran yang jauh berbeda. Ia mengatakan," Dimulai dengan revolusi pra-industri, emisi antropogenik atau manusia meningkat, sehingga lautan tiba-tiba mulai menyerap sebagian besar karbon."

Konsentrasi CO2 di atmosfer kini berjumlah 392 bagian per juta partikel. Timmerman mengatakan hal itu mengakibatkan tingkat keasaman laut yang tinggi dan berbahaya di wilayah tertentu.

" Kawasan seperti segitiga karang, daerah tropis Pasifik barat dan Karibia melebihi tingkat alami naik hingga tiga puluh kali lipat di beberapa lokasi. Rata-rata kita melihat kenaikan yang diakibatkan manusia dari variabilitas alami antara lima hingga dua puluh kali lipat," ujar Timmerman.

Timmerman mengatakan proses ini terjadi dengan semakin cepat. Lebih lanjut ia mengatakan, "Dibandingkan dengan periode glasial terakhir, laju perubahannya kira-kira dua kali lebih besar dari yang terjadi selama masa penyesuaian besar siklus karbon terakhir, dari 20.000 - 15.000 tahun yang lalu."

Walaupun pengasaman air laut bisa dideteksi jauh sebelumnya, para ilmuwan baru mulai memantaunya beberapa dekade yang lalu. Ditambah dengan polusi dan peningkatan suhu, itu adalah ancaman serius bagi ekosistem laut.