Raja Thailand dan Kaisar Jepang, dari dua kerajaan yang masih tersisa dari beberapa di Asia, telah memelihara hubungan erat. Bhumibol pertama kali mengunjungi Jepang tahun 1963, yang memulai persahabatan puluhan tahun serta banyak balas-membalas kunjungan, dan kunjungan terbaru Akihito ke Thailand tahun 2006.
Akihito, yang disertai isterinya, Permaisuri Michiko, meletakkan karangan bunga dan menandatangani buku turut berduka-cita di Istana Agung di Bangkok. Ia bertemu kemudian dengan Raja Vajiralongkorn Bodindradebayavarangkun, yang naik tahta setelah wafatnya ayahnya yang dihormati luas bulan Oktober.
Kunjungn dua hari Kaisar di Bangkok diadakan sementara Thailand condong lebih dekat ke China, saingan utama Jepang di Asia Timur.
Thailand dan Jepang menikmati tradisi hubungan yang dekat, yang tidak dibebani oleh dampak Perang Dunia Kedua yang mempersulit hubungan Jepang dengan negara-negara Asia lain. Setelah mengalami kesulitan sebentar, Thailand dengan resmi menjadi sekutu Jepang melalui sebagian besar perang itu, dan hampir tidak menderita kehancuran seperti yang diakibatkannya di negara-negara lain seperti China, Myanmar dan Filipina.
Tetapi, setelah kudeta tahun 2014, sekutu-sekutu Barat Thailand mengurangi bantuan, yang mendorong penguasa militer negara itu lebih dekat ke Beijing.
China membuat khawatir banyak negara Asia Tenggara akibat kebijakan perluasan wilayahnya di Laut China Selatan. Tetapi klaim China tidak bentrok dengan wilayah perairan Thailand, yang memuluskan jalan untuk hubungan bersahabat. [gp]