Kaitan Ekstremis dalam Pengepungan Fatal di Australia

Polisi Australia melakukan operasi anti teror di pinggiran Melbourne (foto: ilustrasi).

Polisi Australia mengatakan, baku tembak hari Senin (5/6) di mana dua orang tewas, tiga polisi terluka dan seorang sandera wanita dibebaskan, mungkin terkait dengan ekstremisme Islam.

Wakil Kepala Polisi negara bagian Victoria, Andrew Crisp mengatakan, polisi dipanggil ke sebuah gedung apartemen di Brighton, kawasan pinggiran Melbourne, menanggapi laporan sebuah ledakan dan menemukan mayat seorang pria di lobi. Dia mengatakan, polisi mencoba berunding dengan seorang pria bersenjata di salah satu apartemen.

Crisp mengatakan, pria bersenjata itu kemudian meninggalkan gedung tersebut dan menembak tiga petugas sebelum polisi membunuhnya. Dua petugas polisi yang terluka dibawa ke rumah sakit, dan yang lainnya dirawat di tempat kejadian.

Televisi Seven Network mengatakan, mereka menerima telepon dari seorang wanita yang menderita depresi yang mengatakan bahwa dirinya terlibat dalam penyanderaan.

"Kami meminta lebih banyak informasi dari perempuan itu, pada saat itu seorang pria datang dan mengatakan, “Ini untuk ISIS, ini untuk al-Qaida,'' kata Direktur berita Seven Network, Simon Pristel.

"Kami meminta informasi lebih lanjut dan pada saat itulah dia menutup telepon," tambah Pristel.

Stasiun TV itu segera menghubungi polisi dan menyampaikan rincian panggilan dan nomor telepon pria tersebut.

Crisp mengatakan, polisi belum memastikan identitas pria bersenjata tersebut, dan dia tidak menjelaskan tentang telepon ke Seven Network. Perempuan yang disandera itu diselamatkan dari apartemen tanpa cedera dan kini berada di tangan penyidik, kata Crisp. [ps/al]