Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhon mengatakan, negaranya bekerja di belakang layar untuk menengahi sengketa antara sekutunya, China, dan mitra-mitranya di Asia Tenggara di Laut China Selatan.
Dia juga membantah tuduhan bahwa Kamboja berpihak kepada China dalam pertikaian tersebut, dan menghalangi dikeluarkannya sebuah pernyataan bersama ASEAN minggu ini.
“Yang dilakukan Kamboja dalam hal ini, pertama, mempertahankan posisinya untuk tidak berpihak kepada siapapun, dan khususnya, Kamboja memberi sumbangan besar bagi pencegahan situasi di Laut China Selatan semakin memburuk lewat fasilitasi semua pihak,” katanya kepada wartawan di Pnom Penh Jumat.
Dia mengklaim bahwa Filipina, yang baru-baru ini memenangkan arbitrase dalam pertikaiannya dengan China, sepakat untuk tidak memasukkan sebuah paragraf dalam pernyataan bersama itu yang mengacu pada keputusan Mahkamah Arbitrase tersebut.
Komentar-komentar Sokhon muncul menyusul kunjungan oleh Ketua Parlemen Kamboja Heng Samrin ke China minggu ini, di mana dia bertemu dengan beberapa pejabat tinggi, termasuk wakil presiden.
Menlu China Wang Yi hari Senin memuji langkah Kamboja untuk 'abstain' dalam penerbitan pernyataan menyusul keputusan peradilan itu.
Sebelumnya bulan ini, Perdana Menteri Hun Sen mengumumkan dia menyetujui pemberian bantuan dan pinjaman bernilai US$600 juta dari China, yang menurut laporan, merupakan imbalan bagi dukungan diplomatik dalam pertikaian Laut China Selatan ini.
Cheng Vannarith, seorang analis politik untuk isu kawasan Asia Pasifik mengatakan, sulit untuk mempertahankan citra netral sementara Kamboja terus menerima paket bantuan besar dari sekutunya di utara. [jm]