Presiden dari Partai Republik Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat, mantan wakil presiden Joe Biden, akan berhadapan lagi dalam debat pada Kamis (22/10) malam.
Debat itu adalah konfrontasi langsung terakhir mereka dalam dua belas hari menjelang pemilihan presiden nasional pada 3 November untuk masa jabatan empat tahun di Gedung Putih.
Kedua kandidat yang berusia 70-an, berulang kali menyela pihak lainnya. Trump lebih sering menyela daripada Biden, pada debat mereka selama 90 menit lebih akhir September lalu. Beberapa pakar politik AS menggambarkan debat pertama itu sebagai debat presiden AS terburuk yang pernah terjadi.
Namun kali ini, Komisi Independen untuk Debat Presiden akan menyenyapkan mikrofon masing-masing kandidat ketika kandidat lainnya berbicara selama dua menit menjawab pertanyaan tentang enam masalah terkini yang dipilih oleh moderator Kristen Welker dari NBC News.
Jika Trump atau Biden tidak berusaha menyela selama dua menit komentar pembukaan, komisi itu mengatakan pemilih Amerika -- setidaknya mereka yang masih belum memutuskan pilihannya -- mungkin akan mendapatkan pandangan yang lebih jelas mengenai ke mana arah negara jika salah satunya dilantik pada 20 Januari 2021.
Setelah itu, mikrofon kedua kandidat akan dinyalakan kembali dan bebas berdebat seperti yang terjadi sebelumnya. Saat itulah Trump dan Biden akan melontarkan serangkaian ejekan, hinaan, dan komentar pedasnya satu sama lain, dengan interupsi yang membuat penonton terkadang sulit mengikuti percakapan.
Banyak yang berubah sejak debat pertama sampai acara pada Kamis (22/10), yang akan berlangsung di panggung debat universitas di Nashville, Tennessee. Debat kedua yang direncanakan minggu lalu dibatalkan setelah Trump tertular virus corona dan dirawat di rumah sakit selama tiga malam.
Itu membuat komisi debat secara sepihak mengatakan kedua kandidat akan berdebat secara virtual, tetapi Trump menolak dan pertemuan itu dibatalkan. [my/pp]