Sebuah kamp pengungsi Palestina di Lebanon, Rabu (22/4), mulai memberlakukan lockdown setelah PBB mengumumkan kasus pertama virus corona yang dikukuhkan di kamp itu.
Misi Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) Selasa malam (21/4) melaporkan, di Kamp Wavel yang terletak di bagian timur Lembah Bekaa, seorang perempuan Palestina asal Suriah, dinyatakan positif tertular virus tersebut dan kini dirawat di Rumah Sakit Rafic Hariri di Beirut.
Sejumlah tim medis dijadwalkan mengunjungi salah satu kamp pengungsi paling padat di Lebanon tersebut, Rabu. Mereka akan melangsungkan sejumlah tes untuk mengetahui seberapa besar virus itu merebak di sana.
Tes itu sendiri akan terfokus pada keluarga perempuan tersebut dan orang-orang yang berinteraksi dengannya, serta 50 orang lainnya yang dipilih secara acak di dalam kamp dan kawasan sekitarnya, kata kantor berita pemerintah Lebanon NNA.
NNA juga melaporkan, berkoordinasi dengan pasukan keamanan Lebanon, faksi-faksi Palestina yang bertanggung jawab mengurus keamanan di kamp itu telah memberlakukan lockdown. Mereka melarang siapapun keluar masuk kamp itu
PBB dan kelompok-kelompok bantuan berulangkali memperingatkan bahwa para pengungsi dan migran di kamp-kamp yang padat di berbagai penjuru dunia berisiko tertular virus corona.
Menurut PBB, lebih dari 70 juta orang di dunia terpaksa mengungsi karena konflik, penindasan, dan kekerasan; dan dari jumlah itu 20 jutadi antara mereka hidup sebagai pengungsi. (ab/uh)