Kampanye anti-narkoba Presiden Filipina Rodrigo Duterte telah memicu penembakan mati lima walikota dan wakil walikota sejak Juli lalu. Mereka adalah korban terakhir dari tren yang telah menewaskan 15 pejabat setempat sejak 2016.
Rentetan penembakan itu dimulai pada 3 Juli lalu ketika walikota Tanauan City di sebelah selatan Manila tewas akibat luka tembak di dadanya pada suatu upacara pengibaran bendera. Walikota General Tinio di Pulau Luzon ditembak mati 24 jam kemudian oleh penembak jitu yang mengendarai sepeda motor.
Kawanan bersenjata menembak walikota Ronda di dekat Cebu pekan ini sewaktu ia tidur di kantornya. Para penyerang menembak mati dua wakil walikota dalam rentang waktu yang sama.
Lima belas pejabat setempat telah tewas sejak Duterte menduduki jabatannya pada Juni 2016, sebut media ABS-CBN News. Para pejabat setempat itu mungkin dianggap sebagai sasaran empuk karena pemerintah pusat memasukkan para pejabat tersebut ke daftar tersangka dalam kampanye anti-narkoba yang dimulai pada tahun 2016, kata para pakar di negara itu. [uh]