Mali sedang berusaha pulih dari pemberontakan etnis, kudeta militer, pendudukan kelompok Islamis, dan campur tangan militer pimpinan Perancis.
Para kandidat di Mali telah selesai berkampanye menjelang pemilihan presiden yang penting Minggu (28/7).
Sebanyak 27 kandidat bersaing untuk memimpin negara di Afrika Barat itu keluar dari krisis. Mali sedang berusaha pulih dari periode penuh gejolak, yang mencakup pemberontakan etnis Tuareg, kudeta militer, pendudukan Islamis di utara, dan campur tangan militer pimpinan Perancis yang kini sedang diubah menjadi misi PBB.
Jumat adalah hari terakhir untuk kampanye terbuka dan juga dicanangkan sebagai hari libur untuk memberi waktu bagi orang mengambil kartu identitas pemilih mereka. Isu-isu seputar pembagian kartu itu dan kesalahan pada daftar pemilih telah memicu tuduhan adanya kecurangan dan penyimpangan.
Sementara kampanye berakhir, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan pemungutan suara yang damai dan proses Pemilu yang transparan.
Kepala misi pemantau Uni Eropa di Mali, Louis Michel, Jumat mengatakan, tim itu "terkejut dan senang" pada kondisi Mali menghadapi pemungutan suara.
Sekitar tujuh juta warga Mali berhak memilih dalam pemilihan itu untuk menggantikan Presiden sementara Dioncounda Traore, yang ditunjuk tahun lalu.
Sebanyak 27 kandidat bersaing untuk memimpin negara di Afrika Barat itu keluar dari krisis. Mali sedang berusaha pulih dari periode penuh gejolak, yang mencakup pemberontakan etnis Tuareg, kudeta militer, pendudukan Islamis di utara, dan campur tangan militer pimpinan Perancis yang kini sedang diubah menjadi misi PBB.
Jumat adalah hari terakhir untuk kampanye terbuka dan juga dicanangkan sebagai hari libur untuk memberi waktu bagi orang mengambil kartu identitas pemilih mereka. Isu-isu seputar pembagian kartu itu dan kesalahan pada daftar pemilih telah memicu tuduhan adanya kecurangan dan penyimpangan.
Sementara kampanye berakhir, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyerukan pemungutan suara yang damai dan proses Pemilu yang transparan.
Kepala misi pemantau Uni Eropa di Mali, Louis Michel, Jumat mengatakan, tim itu "terkejut dan senang" pada kondisi Mali menghadapi pemungutan suara.
Sekitar tujuh juta warga Mali berhak memilih dalam pemilihan itu untuk menggantikan Presiden sementara Dioncounda Traore, yang ditunjuk tahun lalu.