Tim kampanye Kamala Harris, Minggu (28/7) mengumumkan keberhasilan mereka mengumpulkan donasi sebesar $200 juta dan merekrut 170.000 relawan baru dalam waktu satu minggu sejak ia dinominasikan sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat. Sementara itu, Partai Republik terus mengkritik Harris atas kinerjanya sebagai wakil presiden.
"Dalam seminggu sejak kami mulai, @KamalaHarris telah mengumpulkan $200 juta dolar. 66% dari jumlah tersebut berasal dari para donatur baru. Kami telah mendaftarkan 170.000 relawan baru," tulis Wakil Manajer Kampanye Harris, Rob Flaherty, di X.
Jajak pendapat selama seminggu terakhir, termasuk dari Reuters/Ipsos, menunjukkan Harris dan Trump bersaing ketat. Hal ini mengindikasikan bahwa keduanya akan terlibat dalam kampanye yang sengit selama 100 hari terakhir menuju pemilihan.
Tim kampanye Trump melaporkan pada awal Juli bahwa mereka mengantongi $331 juta pada kuartal kedua, lebih besar dari yang diperoleh tim kampanye Biden dan pendukung Demokratnya, $264 juta dalam periode yang sama. Pada akhir Juni, tim kampanye Trump membukukan donasi sebesar $284,9 juta dalam kas, sementara tim kampanye Demokrat hanya memiliki $240 juta.
Harris berhasil mengantongi dukungan dari mayoritas delegasi di Konvensi Nasional Demokrat, yang hampir dipastikan menjadikannya calon presiden partai pada bulan depan.
"Jadi wakil presiden kita adalah calon yang dianggap sah. Kita akan mengadakan pemungutan suara resmi pada 1 Agustus," kata Ketua Komite Nasional Demokrat Jaime Harrison kepada MSNBC pada Minggu (28/7).
Biden memutuskan mundur dari bursa pencalonan presiden di tengah munculnya banyak pertanyaan terkait usia dan kondisi kesehatannya. Keraguan itu muncul setelah sesi debat Biden yang kurang memuaskan saat berhadapan denganTrump pada akhir Juni. Namun, Biden berjanji untuk terus mengemban tugas sebagai presiden hingga masa jabatannya selesai pada 20 Januari 2025.
Jajak pendapat nasional oleh New York Times/Siena College yang dirilis Kamis menunjukkan bahwa Harris berhasil memangkas jarak dengan Trump, yang sebelumnya unggul jauh. Sementara itu, jajak pendapat Wall Street Journal yang diterbitkan Jumat menunjukkan Trump unggul dua persen atas Harris. Namun, jajak pendapat Reuters/Ipsos pada 23 Juli menunjukkan Harris unggul dua poin.
Serangan Partai Republik terhadap Harris, perempuan kulit hitam dan Asia Selatan pertama yang menjabat sebagai wakil presiden AS, semakin meningkat sejak ia menjadi calon presiden Partai Demokrat yang kuat. [ah/es]