Kanada akan Selidiki Dugaan Campur Tangan Pemilu oleh China

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbicara dalam kampanye untuk pemilu 2019 di Vaughan, Ontario, Kanada (foto: dok). China diduga campur tangan dalam pemilu 2019 dan 2021 di Kanada.

Kanada pada hari Kamis (7/9) menunjuk seorang hakim pengadilan banding untuk memimpin penyelidikan terbuka terhadap dugaan campur tangan asing – termasuk oleh China – dalam pemilihan umum negara itu.

Penunjukan Hakim Pengadilan Banding Quebec Marie-Josee Hogue dilakukan setelah pengunduran diri mendadak pejabat lain Juni lalu, yang sebelumnya ditunjuk untuk menyelidiki kasus itu secara tidak terlalu resmi.

“Campur tangan asing dalam institusi demokratis Kanada tidak dapat diterima,” kata Menteri Keamanan Masyarakat Dominic LeBlack dalam konferensi pers.

“Hakim Hogue akan ditugasi untuk memeriksa dan menilai campur tangan oleh China, Rusia dan negara asing serta aktor non-negara lainnya,” ungkapnya.

BACA JUGA: China: Warga Kanada yang Ditahan Tidak Punya Kekebalan Diplomasi

Ia akan memiliki kewenangan penyelidikan yang luas, menurut LeBlanc. Ia akan “menindaklanjuti bukti” dalam penyelidikan “ada tidaknya dampak terhadap pemilihan umum 2019 dan 2021.”

Hubungan Kanada-China semakin buruk tahun ini di tengah tuduhan bahwa China mencampuri dua pemilu terakhir di Kanada dan mencoba mengintimidasi anggota parlemen, sehingga berujung pada pengusiran diplomat China Mei lalu.

Biejing menyebut tuduhan itu “tidak berdasar,” dan menanggapinya dengan memulangkan diplomat Kanada dari konsulat Kanada di Shanghai.

Pemerintahan minoritas liberal Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau awalnya menolak melakukan penyelidikan secara terbuka, di tengah tekanan untuk menjelaskan seperti apa tanggapan awal Kanada atas klaim bahwa Beijing berusaha mencampuri proses demokrasi Kanada.

Tuduhan itu mencakup donasi kampanye rahasia dan agen China yang bekerja untuk kandidat pemilu atau anggota parlemen Kanada dalam upaya untuk memengaruhi kebijakan.

Belum lama ini, diketahui bahwa Beijing berusaha mengintimidasi anggota parlemen oposisi Kanada dan kerabatnya di Hong Kong karena mengkritik China.

BACA JUGA: Menteri Kanada Isyaratkan Banyak “Kantor Polisi China” Beroperasi di Negara Itu

Anggota parlemen dari Partai Konservatif, Michael Chong, dijadwalkan untuk bersaksi tentang pengalamannya di sidang kongres AS pekan depan.

Mantan gubernur jenderal David Johnston awalnya ditugasi menyelidiki klaim-klaim tersebut, namun mengundurkan diri setelah menjalankannya selama 12 minggu, dengan alasan “atmosfer partisan yang sangat kental dalam penunjukan dan tugas saya.”

Partai-partai oposisi menuduhnya terlalu dekat dengan Trudeau dan menuntut dilakukannya penyelidikan terbuka yang independen.

Beberapa pihak juga menekan agar cakupan penyelidikan itu diperluas sehingga mencakup Rusia, Iran dan pihak lainnya yang bermusuhan dengan Kanada.

Sebelum mengundurkan diri, Johnston merilis laporan awal yang menyimpulkan bahwa Beijing berusaha mencampuri surat suara pemilu Kanada 2019 dan 2021, namun gagal mengubah hasil penghitungan suara.

Ia akan menerbitkan laporan awalnya pada Februari 2024 dan laporan akhirnya sebelum penyelenggaraan pemilu pada tahun berikutnya. [rd/jm]