Kandidat-kandidat Presiden Libya Serukan Pemilu

  • Associated Press

Saif al-Islam al-Gaddafi, putra mantan pemimpin Libya Moammar al-Gaddafi, mendaftar sebagai calon presiden untuk pemilihan 24 Desember, di pusat pendaftaran di kota selatan Sebha, 14 November 2021. (Foto: Reuters )

Sejumlah calon presiden Libya, Senin (24/1), mengadakan pertemuan di Tripoli. Mereka menyerukan diadakannya pemilu.

Libya, negara di Laut Tengah, gagal menggelar pemilihan presiden pertamanya yang direncanakan Desember. Ini pukulan besar bagi upaya internasional untuk mengakhiri kekacauan 10 tahun di negara yang kaya minyak itu.

Ditundanya pemungutan suara pada 24 Desember telah menuai ketidakpastian atas apa yang akan terjadi selanjutnya dalam proses perdamaian yang rapuh, meningkatkan kekhawatiran bahwa Libya akan tergelicir ke babak baru kekerasan setelah lebih dari satu tahun relatif tenang. Pemungutan suara yang direncanakan adalah kunci dari upaya perdamaian internasional.

BACA JUGA: Penasihat Khusus PBB Desak Libya Selenggarakan Pemilu

Kekuatan regional dan internasional besar telah berbulan-bulan mendorong agar pemilu berlangsung sesuai jadwal. Namun banyak orang di dalam dan di luar Libya meragukan pemilu akan berjalan sesuai rencana. Sebagian dari mereka memperingatkan, bahwa pemilu akan mengacaukan negara, mengingat polarisasi yang berlanjut.

Para kandidat menegaskan dalam pernyataan bahwa forum itu untuk mencapai prestasi elektoral, terutama untuk pemilihan presiden. Kandidat presiden Sherif Al-Wafi mengatakan bahwa proses pemilu di Libya memudar dan masalah itu harus dipelajari.

Kandidat presiden Libya menyampaikan inisiatif ke misi PBB di Libya Kamis lalu, dengan tujuan mengatasi hambatan yang menghadang proses politik. Para kandidat presiden dan anggota parlemen Libya menuntut Misi Dukungan PBB di Libya memenuhi kewajiban mereka terhadap rakyat Libya dan menuntut keinginan mereka untuk menentukan nasib sendiri melalui kotak suara harus dihormati. [ka/jm]