Kandidat PM Thailand Puji Bayi yang Baru Lahir sebagai ‘Kekuatan Rahasia’

Kandidat Partai Pheu Thai Paetongtarn Shinawatra, putri bungsu mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra, memperlihatkan putranya yang baru lahir Thasin (kiri) di inkubator saat berbicara kepada perwakilan media di rumah sakit Praram 9 di Bangkok, 3 Mei 2023. (MANAN VATSYAYANA / AFP)

Salah seorang kandidat terdepan dalam pemilihan umum Thailand memuji bayi laki-lakinya yang baru lahir sebagai “kekuatan rahasia” pada hari Rabu (3/5) saat dia memperkenalkan bayinya ke media setelah melahirkan hanya dua minggu sebelum hari pemungutan suara.

Paetongtarn Shinawatra, putri miliarder mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, berjanji untuk kembali ke arena kampanye untuk pemungutan suara 14 Mei setelah melahirkan pada Senin.

Wanita berusia 36 tahun itu menjadi yang pertama atau kedua dalam survei pilihan perdana menteri yang disukai pemilih. Partai Pheu Thai-nya – yang merupakan inkarnasi terbaru dari gerakan politik yang didirikan oleh ayahnya – memimpin sebagian besar jajak pendapat.

“Saya percaya hal-hal baik datang bersama bayi. Jadi ini berkah bagi keluarga saya,” katanya kepada para wartawan di rumah sakit Praram 9 Bangkok.
“Anak-anak saya adalah kekuatan rahasia saya untuk bekerja dan menjalani hidup.”

Paetongtarn yang sedang hamil tua hampir selalu hadir di acara-acara kampanye pada hari-hari yang bersuhu membakar musim panas sampai hanya seminggu sebelum melahirkan.

BACA JUGA: Putri Mantan PM Thaksin Masih Pimpin Jajak Pendapat Prapemilu Thailand

Bayi itu, bernama Prutthasin Sooksawas dan dijuluki “Thasin” untuk menghormati ayahnya, adalah anak kedua Paetongtarn.

Dalam preferensi partai, Pheu Thai masih memimpin di depan Move Forward (Gerak Maju) – gerakan reformis berhaluan kiri – sebesar 38 persen berbanding 34 persen, tetapi kesenjangan itu semakin mengecil.

Pheu Thai mengatakan menargetkan kemenangan besar dan berusaha memenangkan posisi PM – yang di bawah konstitusi junta saat ini membutuhkan dukungan dari senat yang ditunjuk militer.

Tapi Paetongtarn mengatakan dia tidak akan mengesampingkan aliansi untuk membangun koalisi pemerintahan. “Saya terbuka untuk pihak-pihak yang akan mendukung kebijakan dan kondisi kami,” katanya.

Ini adalah pemilu kedua sejak kudeta 2014 yang menggulingkan bibi Paetongtarn, Yingluck, dari kekuasaan.

Pheu Thai memenangkan kursi terbanyak pada pemungutan suara terakhir pada 2019, tetapi pemimpin kudeta Prayut Chan-O-Cha menggabungkan koalisi untuk mempertahankan kekuasaan. [lt/uh]