Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan ia mengatakan kepada Presiden China Xi Jinping dalam pembicaraan, Jumat (4/11) bahwa ia ingin Beijing menggunakan "pengaruhnya" terhadap Moskow untuk menghentikan perang di Ukraina.
"Saya memberi tahu Presiden (Xi) bahwa penting bagi China untuk menggunakan pengaruhnya di Rusia," kata Scholz. "Rusia harus segera menghentikan serangan yang menyebabkan penduduk sipil menderita setiap hari dan menarik diri dari Ukraina."
Scholz, dalam kunjungan satu hari ke Beijing, mengatakan Rusia, China dan Barat telah setuju untuk menghormati piagam PBB dan "prinsip-prinsip seperti kedaulatan dan integritas teritorial," yang menurutnya dilanggar Rusia di Ukraina.
Pemimpin Jerman itu juga meminta Presiden Rusia Vladimir Putin pada konferensi pers untuk memperpanjang kesepakatan yang memungkinkan pengiriman biji-bijian berlanjut dari Ukraina melalui Laut Hitam. "Kelaparan tidak boleh digunakan sebagai senjata," kata Scholz.
BACA JUGA: Kunjungan Kanselir Jerman ke China Picu KontroversiPengiriman biji-bijian dari Ukraina dilanjutkan Kamis (3/11) setelah Rusia kembali ke kesepakatan yang memungkinkan perjalanan aman biji-bijian itu menyusul tekanan internasional.
Tetapi Moskow mengatakan belum memutuskan apakah akan memperpanjang kesepakatan biji-bijian setelah 19 November, tanggal pembaruan yang tertulis dalam perjanjian awal yang ditengahi oleh PBB dan Turki untuk mencegah situasi darurat pangan global.
Sebagai salah satu pengekspor biji-bijian terbesar di dunia, Ukraina terpaksa menghentikan hampir semua pengiriman setelah Rusia menginvasi negara itu pada 24 Februari.
Putin menegaskan bahwa biji-bijian kebanyakan masuk ke negara-negara Eropa, bukan negara-negara miskin. Ukraina dan negara-negara Eropa membantah tuduhan ini, dengan mengatakan pasokan sangat penting untuk beberapa negara termiskin di dunia. [ab/uh]