Sebuah kapal Angkatan Laut AS dan beberapa kapal milik Angkatan Darat yang terlibat dalam upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk membawa lebih banyak bantuan ke Jalur Gaza yang terkepung kini berada di lepas pantai wilayah kantong tersebut. Kapal-kapal itu membangun platform terapung untuk operasi yang menurut Pentagon akan menelan biaya setidaknya US$320 juta atau sekitar Rp5,2 triliun.
Hampir dua bulan setelah Presiden Joe Biden memberikan perintah tersebut, pasukan Angkatan Darat dan Angkatan Laut AS sedang merakit platform terapung besar beberapa mil di lepas pantai Gaza yang akan menjadi landasan peluncuran pengiriman bantuan.
Pada hari Selasa, USNS Roy P. Benavidez berada sekitar 11 kilometer dari pelabuhan di pantai, tempat basis operasi untuk proyek tersebut yang sedang dibangun oleh militer Israel.
Kapal General USAV Frank S. Besson Jr., sebuah kapal logistik Angkatan Darat Amerika, dan beberapa kapal Angkatan Darat lainnya bergabung dengan Benavidez dan mengerjakan pembangunan apa yang oleh militer disebut sistem Joint Logistics Over-the-Shore, atau JLOTS.
Berdasarkan rencana militer AS, bantuan akan dimuat ke kapal-kapal komersial di Siprus untuk berlayar ke platform terapung yang sekarang sedang dibangun di lepas pantai Gaza tersebut.
BACA JUGA: Partai Republik di Senat AS Kecam Perkemahan ‘Little Gaza’ di Sejumlah Kampus di ASPalet-palet barang bantuan akan dimuat ke truk, yang akan dipindahkan ke kapal yang lebih kecil. Truk-truk itu kemudian akan melakukan perjalanan melalui jalan lintas dua jalur yang terbuat dari logam dan terapung.
Jalan lintas sepanjang 550 meter akan ditambatkan ke pantai oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Bantuan selama ini lambat masuk ke Gaza, dengan antrian panjang truk-truk yang menunggu inspeksi Israel.
AS dan negara-negara lain juga telah menggunakan bantuan udara untuk mengirim makanan ke Gaza.
Para pejabat militer AS mengatakan pengiriman melalui jalur laut pada awalnya akan berjumlah sekitar 90 truk per hari dan dapat dengan cepat meningkat menjadi sekitar 150 truk setiap hari. Organisasi-organisasi bantuan mengatakan beberapa ratus truk dibutuhkan untuk memasuki Gaza setiap hari.
Gaza, rumah bagi 2,3 juta orang, kini berada di ambang kelaparan. [lt/rs]