China mengirimkan beberapa pesawat tempur dan kapal melintasi garis median sensitif di Selat Taiwan Jumat pagi, kata para pejabat Taiwan, sementara Beijing melanjutkan latihan militer beberapa harinya sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
Militer Taiwan mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa pesawat-pesawat pengintai dan kapal-kapal angkatan lautnya memantau aktivitas China, yang disebutnya “sangat provokatif.” Ini adalah hari kedua berturut-turut pesawat dan kapal China melewati garis median, yang merupakan perbatasan laut de facto.
China telah menetapkan empat hari latihan militer di enam zona di sekeliling Taiwan. Latihan tersebut meningkatkan kekhawatiran mengenai salah perhitungan, meskipun sejauh ini para pejabat Taiwan dan AS mengatakan mereka tidak menghendaki eskalasi situasi.
Hari Kamis, China menembakkan sedikitnya 11 rudal ke perairan di dekat pantai Taiwan. Sedikitnya empat rudal terbang di atas Taiwan, kata para pejabat pertahanan Jepang. Ini dianggap banyak analis pertahanan sebagai provokasi yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Lima rudal mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang, sehingga memicu kecaman keras oleh Tokyo.
“Perilaku China memiliki dampak serius terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan dan dunia,” kata PM Jepang Fumio Kishida hari Jumat setelah bertemu Pelosi. Delegasi Kongres yang dipimpin Pelosi sedang berada di Tokyo pada pemberhentian terakhir dalam lawatan mereka ke Asia.
BACA JUGA: Presiden Taiwan Kecam 'Tindakan Tak Bertanggung Jawab' ChinaChina sangat marah atas kunjungan Pelosi, yang dimaksudkan untuk menyatakan solidaritas dengan Taiwan, pulau demokratis berpenduduk sekitar 24 juta orang.
Meskipun tidak pernah menguasai Taiwan, Partai Komunis China bersikeras bahwa pulau itu adalah sebuah provinsi China, dan telah bertekad akan merebutnya, dengan kekerasan, jika perlu.
Di China, beberapa media yang dikontrol pemerintah telah menyebut kegiatan itu sebagai latihan untuk invasi dan suatu demonstrasi bahwa Beijing dapat memberlakukan blokade terhadap pulau itu. Para analis menunggu untuk mengetahui berapa lama latihan China itu akan berlangsung, dan apakah Beijing akan melanjutkan provokasi semacam itu dalam beberapa pekan dan bulan mendatang.
Sebagian besar akan tergantung pada tanggapan militer AS, yang mempertahankan kehadiran rutinnya di kawasan. Pada hari Kamis, para pejabat AS mengatakan kelompok kapal induk yang dipimpin USS Ronald Reagan akan tetap berada di kawasan itu untuk “memantau situasi.”
Militer AS juga akan melakukan “transit udara dan maritim standar” melewati Selat Taiwan dalam beberapa pekan mendatang, kata John Kirby, koordinator komunikasi strategis di Dewan Keamanan Nasional. [uh/ab]