Transportasi publik yang menggunakan sumber energi bersih dan efisien dianggap dapat menjadi strategi untuk menurunkan emisi karbon di kota-kota di seluruh dunia.
Bagi kota-kota dengan sistem kanal air, sebuah kapal berteknologi tinggi yang dikembangkan dan dibangun di Swedia dapat menjadi standar baru moda transportasi “bersih” yang dimaksud.
Kapal penumpang listrik jarak jauh baru yang berkecepatan tinggi dengan nama Candela P-12 melaju kencang hampir tanpa menimbulkan suara melintasi Kota Stockholm. Kapal itu bergerak mulus, mengapung satu meter di atas permukaan air.
Pada November, kapal yang telah lama ditunggu-tunggu itu akhirnya diungkap ke publik dan diharapkan membawa era baru angkutan umum air.
Erik Eklund, yang mengepalai divisi kapal komersial di perusahaan teknologi kelautan Candela, mengatakan, “Jadi ini adalah kapal penumpang listrik hidrofoil pertama di dunia. Dengan konsep foil ini, kami dapat menghemat 80 persen konsumsi energi. Hal ini memberi kami kemungkinan untuk bermanuver jarak jauh dengan kecepatan tinggi, yang tidak mungkin dilakukan dengan tipe lambung kapal yang tradisional.”
Kapal itu dirancang bisa menampung 30 penumpang dengan kecepatan maksimal 30 knot, lebih cepat dari kapal listrik lain di dunia. Hal itu dimungkinkan berkat sayap hidrofoil serat karbon yang mengangkat badan kapal keluar dari air, sehingga mengurangi hambatan.
Candela mengatakan, teknologinya mengurangi energi hingga 95 persen per penumpang, per kilometer dibandingkan dengan kapal-kapal diesel yang banyak digunakan saat ini bahkan lebih efisien daripada bus listrik hibrida.
Manfaat lainnya, kapal itu tidak menciptakan gelombang riak ketika melaju dengan menambah kecepatan, sehingga kapal itu tidak diberi batas kecepatan.
Kapal P-12 itu masih dalam tahap pengujian dan baru akan mulai diterjunkan pada Juli 2024 sebagai bagian dari proyek percontohan selama sembilan bulan, yang akan menghubungkan Ekero, daerah pinggiran Kota Stockholm, dengan pusat kota itu dan akan memangkas waktu perjalanan, dari yang biasanya 55 menit dengan transportasi umum konvensional menjadi hanya 25 menit.
Perusahaan itu ingin melanjutkan kesuksesan sekaligus pelajaran yang mereka petik dari peluncuran kapal listrik hidrofoil yang berukuran lebih kecil.
Para teknisi masih menguji sistem kapal tersebut, sebuah komputer yang mengatur hidrofoil hingga 100 kali per detik untuk menyesuaikan kondisi laut demi menjamin agar pelayaran berjalan mulus, mengingat kapal P-12 dapat menangani gelombang ombak hingga setinggi dua meter.
“Salah satu masalahnya sekarang adalah kita belum mengelektrifikasi kanal. Inilah yang kami harap dapat diubah dengan kehadiran P-12,” jelas Kepala Sistem Kendali Pelayaran, Kristian Sloth.
Candela mengaku ingin merevolusi angkutan umum air, mengganti kapal-kapal bertenaga diesel yang sarat polusi dengan kapal-kapal listrik yang lebih terjangkau dan berenergi bersih. Perusahaan itu berharap kota-kota seperti Stockholm, San Francisco, New York atau Venesia dapat menjadi kota yang memimpin elektrifikasi angkutan umum air.
Gustav Hemming, wakil presiden Dewan Eksekutif Regional Candela di Stockholm, mengatakan, “Kanal adalah moda transportasi paling tua, tapi kita sudah lama mengabaikannya. Ambisi daerah Stockholm yaitu untuk memperluas angkutan umum berbasis air, karena kami rasa itu salah satu kunci untuk membuat transportasi umum menjadi lebih menarik.”
Produksi berseri kapal P-12 sedang dalam tahap pengerjaan di galangan kapal milik Candela di luar Kota Stockholm. Perusahaan itu berharap proyek percontohannya tahun depan akan menarik perhatian lebih banyak kota.
“Transportasi kelautan belum semaju mobil, bus, kereta atau lainnya… Jadi, kami, kalangan bisnis dan pengembang teknologi, juga perlu membantu mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan teknologi baru ini,” imbuh Gustav Hemming.
Robin Cook dari Badan Transportasi Swedia mengatakan bahwa industri kelautan sudah siap menghadapi perubahan, terutama untuk sambungan jarak pendek.
“Dua ratus tahun lalu, kita punya kapal yang menggunakan layar. Kapal layar kemudian mengalami transformasi besar ketika mulai menggunakan mesin uap. Kemudian 100 tahun setelahnya, kita kembali menggunakan mesin pembakaran dan sekarang kita sudah menggunakannya selama lebih dari 100 tahun, dan kita kini berada di ambang transformasi lain dalam bidang pelayaran,” jelasnya.
Namun ia mengingatkan bahwa infrastruktur publik juga harus bisa mengimbangi perkembangan terkini.
“Salah satu bagian penting dari elektrifikasi adalah ketika kapal terhubung ke pelabuhan melalui pasokan listrik di darat. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan infrastruktur tersebut. Di sini, pelabuhan memainkan peran yang sangat penting untuk memastikan agar infrastruktur untuk koneksi-koneksi ini tersedia,” imbuhnya.
Terdapat sekitar 6,2 juta perjalanan kapal angkutan umum di wilayah Stockholm pada tahun 2022. Meskipun jumlah tersebut hanya sebagian kecil dari sistem angkutan umum di sana, moda itu yang justru mengalami peningkatan paling signifikan setelah pandemi COVID-19.
Secara global, beberapa feri penumpang listrik hidrofoil sedang dirancang atau sedang aktif dikembangkan.
Di Inggris, Artemis Technologies telah mengumumkan rencana untuk mengoperasikan kapal feri hidrofoil listrik sepenuhnya di Irlandia Utara antara Belfast dan Bangor, kemungkinan, pada awal tahun depan. [rd/lt]