Kapal Migran Tenggelam di Yunani, Ratusan Dikhawatirkan Hilang

  • Associated Press

Sebuah kapal dengan para migran di dekat pulau selatan Kreta, Yunani, pada Jumat, 29 Oktober 2021. (Foto: via AP)

Para petugas penyelamat memindahkan mayat-mayat migran ke truk-truk berpendingin sementara pencarian besar berlanjut pada Kamis (15/6) untuk mencari penyintas bencana laut di selatan Yunani. Ratusan orang masih dikhawatirkan hilang.

Sedikitnya 78 mayat telah ditemukan setelah kapal penangkap ikan yang dipadati para migran yang berusaha mencapai Italia dari Libya, terbalik dan tenggelam sehari sebelumnya di perairan dalam di lepas pantai Yunani.

Tim penyelamat menyelamatkan 104 penumpang - termasuk warga Mesir, Suriah, Pakistan, Afghanistan, dan Palestina - tetapi pihak berwenang khawatir ratusan lainnya mungkin terjebak di bawah dek. Jika dikonfirmasi, tragedi itu merupakan salah satu yang terburuk yang pernah tercatat di kawasan tengah Laut Tengah.

Jenazah migran dari kapal karam terlihat beberapa hari setelahnya di teluk berbatu di pulau Kythira, Yunani selatan, Jumat, 7 Oktober 2022. (Foto: AP)

“Para penyintas berada dalam situasi yang sangat sulit. Saat ini mereka sangat terkejut,” kata Erasmia Roumana, kepala delegasi Badan Urusan Pengungsi PBB, kepada kantor berita Associated Press setelah bertemu dengan para migran yang diselamatkan dan ditempatkan di hanggar penyimpanan di Pelabuhan Kalamata.

“Mereka ingin menghubungi keluarga mereka untuk memberi tahu bahwa mereka baik-baik saja, dan mereka terus bertanya tentang orang-orang yang hilang. Banyak yang memiliki teman dan kerabat yang tidak diketahui keberadaannya.”

Yunani mengumumkan tiga hari berkabung dan para politisi menangguhkan kampanye mereka untuk pemilihan umum pada 25 Juni.

Ursula von der Leyen, presiden Komisi Eropa, mengatakan ia "sangat sedih" atas tragedi tersebut dan berjanji akan memperkuat kerja sama antara Uni Eropa dan negara-negara terdekat untuk mencoba menindak lebih lanjut penyelundupan migran.

BACA JUGA: Kapal Tenggelam di Yunani, Sedikitnya 79 Migran Tewas

Tetapi kelompok-kelompok HAM berpendapat bahwa tindakan keras itu berarti para migran dan pengungsi terpaksa menempuh rute yang lebih panjang dan lebih berbahaya untuk mencapai negara yang aman.

Operasi pencarian di selatan wilayah Peloponnese, Yunani, gagal menemukan lebih banyak mayat atau korban selamat pada Kamis pagi. “Peluang menemukan (lebih banyak orang yang selamat) sangat kecil,” kata pensiunan laksamana Garda Pantai Yunani Nikos Spanos kepada televisi milik pemerintah, ERT.

“Kami telah melihat kapal-kapal nelayan tua seperti ini sebelumnya dari Libya: Panjangnya sekitar 30 meter dan dapat membawa 600-700 orang bila dijejali penuh. Tapi mereka sama sekali tidak layak laut. Sederhananya, mereka adalah peti-peti mati yang mengambang,” ujar Spanos. [ab/ka]