Dua kapal perang Jerman menunggu perintah dari Berlin untuk menentukan apakah bulan depan mereka akan menjadi kapal-kapal angkatan laut Jerman pertama dalam beberapa dekade terakhir yang akan berlayar melalui Selat Taiwan, kata kedua komandan kapal tersebut. Langkah tersebut telah menuai teguran dari Beijing.
Sementara AS dan negara-negara lain, termasuk Kanada, telah mengirimkan kapal perang melalui selat sempit itu dalam beberapa pekan terakhir, ini merupakan yang pertama bagi angkatan laut Jerman untuk berlayar melalui selat itu sejak 2002.
China mengklaim kedaulatan atas Taiwan yang diperintah secara demokratis, dan mengatakan memiliki yurisdiksi atas jalur air selebar hampir 180 kilometer itu yang memisahkan kedua pihak dan merupakan bagian dari Laut China Selatan. Taiwan menentang keras klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya rakyat pulau itulah yang dapat menentukan masa depan mereka.
Selat Taiwan merupakan jalur perdagangan utama yang dilalui hampir setengah dari kapal-kapal kontainer global. Baik AS maupun Taiwan menyatakan Selat Taiwan merupakan wilayah perairan internasional.
BACA JUGA: Analis Intelijen Angkatan Darat AS Akui Bersalah Jual Rahasia Militer ke China“Keputusan belum diambil,” kata komandan gugus tugas angkatan laut Laksamana Muda Axel Schulz kepada kantor berita Reuters, dalam sebuah wawancara telepon. Ia menambahkan bahwa cuaca akan berperan penting dalam pengambilan keputusan itu.
“Kami mengibarkan bendera kami di sini untuk menunjukkan bahwa kami mendukung mitra-mitra dan teman-teman kami, komitmen kami terhadap tatanan berbasis aturan, solusi damai dalam konflik teritorial, serta jalur pelayaran yang bebas dan aman.”
Ketika ditanya mengenai kemungkinan pelayaran kapal-kapal Jerman melalui selat tersebut, kementerian luar negeri China mengatakan Taiwan merupakan urusan internal China dan kunci stabilitas adalah menentang kemerdekaan Taiwan.
“China selalu menentang pelemahan kedaulatan teritorial dan keamanan kami dengan kedok kebebasan berlayar,” kata juru bicara kementerian itu, Mao Ning, kepada wartawan di Beijing.
Sebelum kemungkinan berlayar melalui selat tersebut pada bulan depan, kapal fregat Baden-Wuerttemberg dan kapal pasokan Frankfurt am Main berencana untuk singgah di Tokyo pada hari Selasa (20/8). Keduanya juga akan singgah di Korea Selatan dan Filipina.
BACA JUGA: Masuknya Jerman ke UNC Isyaratkan Komitmen Pertahanan Indo-PasifikKedua kapal itu akan ambil bagian dalam latihan di kawasan bersama dengan Prancis, Indonesia, Italia, Jepang, Malaysia, Singapura, Filipina dan AS.
Schulz mengatakan dia tidak merencanakan tindakan keamanan khusus jika kapal perangnya bergerak melintasi Selat Taiwan, menyebutnya “pelayaran yang biasa” yang serupa dengan melintasi Selat Inggris atau Laut Utara.
Namun ia mengantisipasi bahwa pergerakan mereka akan diawasi.
“Saya menduga bahwa Angkatan Laut China dan kemungkinan penjaga pantainya atau milisi maritim mereka akan mengawal kami,” ujarnya, seraya menjelaskan bahwa praktik seperti itu sudah biasa terjadi. [uh/ka/rs]