Dengan mengerahkan tiga kapal besar, delapan kapal kecil dan beberapa pesawat nirawak militer, tim SAR Taiwan hingga hari Jumat (4/11) masih berupaya keras menemukan 12 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal kargo Shinsung yang tenggelam di perairan Taiwan, Senin lalu (31/10).
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha mengatakan ada 17 ABK asal Indonesia yang berada dalam kapal berbendera Panama yang sedang mengangkut semen itu. Lima orang berhasil diselamatkan kapal kargo Evergreen yang sedang melintas, sementara 12 lainnya hingga kini masih hilang.
Segera setelah mendapat kabar mengenai kecelakaan itu, lanjutnya, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Ibu Kota Taipei, Taiwan berkoordinasi dengan otoritas setempat, termasuk Kementerian Transportasi dan Komunikasi, Pusat Komando dan Penyelamatan Nasional, serta patroli laut.
Kapal tersebut, kata Judha, awalnya diawaki 20 ABK Indonesia, namun tiga ABK mengalami kecelakaan karena cuaca buruk pada hari Minggu (30/10). Ketiganya dievakuasi menggunakan helikopter. Dua dari tiga ABK yang dievakuasi sehari sebelum musibah terjadi itu masih dirawat di rumah sakit karena patah tulang, sementara satu lainnya sudah diizinkan meninggalkan rumah sakit dan kini tinggal di salah satu hotel.
Sehari kemudian, tepatnya pada hari Senin (31/11), sekitar pukul tiga sore waktu setempat, kapal naas itu mengalami kerusakan mesin dan tenggelam akibat ombak besar. Posisi kapal waktu itu berjarak sekitar 14 mil laut dari garis pantai Changhua, Taiwan.
"Pada saat tenggelam, ada 17 ABK WNI yang berada di atas kapal. Lima ABK berhasil diselamatkan oleh kapal kargo Evergreen yang sedang melintas, sedangkan 12 ABK lainnya sedang dalam tahap proses pencarian dan penyelamantan," kata Judha.
Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan kementerian/lembaga terkait sedang menghubungi pihak keluarga korban di Indonesia. Kementerian Luar Negeri dan KDEI Taipei akan terus memantau proses pencarian. [fw/em]