Dinas Urusan Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dalam Laporan Kanker Dunia yang dirilis Selasa (4/2), memperkirakan kasus kanker akan meningkat 57 persen dalam dua dekade mendatang.
Dinas Urusan Kanker Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan dalam sebuah laporan baru bahwa kasus kanker diperkirakan akan meningkat 57 persen di dunia selama dua dekade mendatang. Kenyataan ini menegaskan kebutuhan yang meningkat akan teknik-teknik pencegahan.
Laporan Kanker Dunia, yang dirilis Selasa (4/2), memprediksi apa yang disebutnya bencana kemanusiaan itu. Laporan itu mengatakan, kasus-kasus kanker baru itu akan meningkat dari prakiraan 14 juta pada 2014 menjadi 22 juta setiap tahunnya selama 20 tahun mendatang. Kematian akibat kanker diperkirakan juga akan meningkat, dari 8,2 juta per tahun menjadi 13 juta per tahun.
Peningkatan kasus kanker, yang diakibatkan populasi yang menua, membutuhkan fokus yang lebih besar pada kebijakan-kebijakan kesehatan publik seperti membatasi rokok, menurunkan konsumsi alkohol dan makanan berkadar gula, dan meningkatkan program-program pemeriksaan.
Studi WHO mengatakan, kanker-kanker yang diakibatkan infeksi seperti kanker rahim dan hati harusnya dicegah dengan perluasan program vaksinasi.
Laporan itu mengatakan biaya peningkatan kasus kanker ini akan mempengaruhi negara-negara berkembang, yang memiliki sumberdaya paling terbatas dalam menangani masalah-masalah kebijakan kesehatan. Masalah dalam masyarakat ini diperumit oleh orang-orang yang hidup lebih lama dan semakin rentan terkena kanker yang terkait gaya hidup negara-negara industri.
Laporan Kanker Dunia, yang dirilis Selasa (4/2), memprediksi apa yang disebutnya bencana kemanusiaan itu. Laporan itu mengatakan, kasus-kasus kanker baru itu akan meningkat dari prakiraan 14 juta pada 2014 menjadi 22 juta setiap tahunnya selama 20 tahun mendatang. Kematian akibat kanker diperkirakan juga akan meningkat, dari 8,2 juta per tahun menjadi 13 juta per tahun.
Peningkatan kasus kanker, yang diakibatkan populasi yang menua, membutuhkan fokus yang lebih besar pada kebijakan-kebijakan kesehatan publik seperti membatasi rokok, menurunkan konsumsi alkohol dan makanan berkadar gula, dan meningkatkan program-program pemeriksaan.
Studi WHO mengatakan, kanker-kanker yang diakibatkan infeksi seperti kanker rahim dan hati harusnya dicegah dengan perluasan program vaksinasi.
Laporan itu mengatakan biaya peningkatan kasus kanker ini akan mempengaruhi negara-negara berkembang, yang memiliki sumberdaya paling terbatas dalam menangani masalah-masalah kebijakan kesehatan. Masalah dalam masyarakat ini diperumit oleh orang-orang yang hidup lebih lama dan semakin rentan terkena kanker yang terkait gaya hidup negara-negara industri.