Berbagai kasus perkosaan di India utara telah menyorot penindasan seksual terhadap perempuan dari golongan kasta rendah di negara itu,
NEW DELHI —
Perkosaan dan pembunuhan dua gadis remaja di India utara telah menyorot penindasan seksual terhadap perempuan dari golongan kasta rendah di negara itu, khususnya di daerah-daerah pedesaan.
Kasus ini juga menunjukkan resiko serius yang dihadapi oleh perempuan yang tinggal di rumah tanpa pipa air minum, yang menjadi isu kampanye bagi pemerintah baru negara itu.
Gambaran mengerikan mengenai dua saudara bersepupu usia 14 dan 15 tahun tergantung di pohon di daerah Buduan, negara bagian Uttar Pradesh, India, setelah mereka diperkosa bersama-sama oleh beberapa pria anggota geng dan dicekik pekan lalu mengguncang seluruh negara.
Tetapi seorang pensiunan polisi di negara bagian itu, S.R. Darapuri tidak heran dengan kejahatan mengerikan, yang menarget gadis-gadis belasan tahun dari keluarga kasta rendah buruh pertanian. Itu karena dalam tugasnya selama 32 tahun di negara bagian miskin dan terbelakang itu, ia menyaksikan secara langsung banyak kejadian eksploitasi dalam masyarakat Dalit, para anggota kasta rendah di India.
“Kasta yang lebih tinggi mengeksploitasi perempuan-perempuan golongan Dalit dan bagian-bagian yang lebih lemah karena dibenarkan. Dan kadang-kadang perkosaan digunakan sebagai senjata untuk menekan bagian-bagian masyarakat ini. Dan bagian-bagian masyarakat ini tidak berdaya melakukan pembelaan diri. Alasan utamanya adalah bahwa mereka tergantung pada kasta tuan tanah, dengan demikian mereka sangat rawan”.
Darapuri, sekarang menjadi seorang aktivis yang bekerja pada organisasi hak asasi India, People’s Union for Civil Liberties. Dia mengatakan, analisanya mengenai kasus pemerkosaan di Uttar Pradesh tahun 2007 menunjukkan 85 persen korban adalah anak-anak gadis dari kasta rendah.
Empat dari lima laki-laki yang ditangkap karena melakukan kejahatan itu adalah anggota masyarakat Yadav yang secara politis sangat kuat. Mereka termasuk tiga laki-laki bersaudara yang dituduh melakukan perkosaan dan pembunuhan. Dan dua orang polisi karena berusaha menutup-nutupi kejahatan itu. Warga Yadav juga dianggap sebagai kasta terbelakang, tetapi jauh lebih tinggi dari Dalit dalam lingkungan hirarki Hindu.
Menghadapi kekejaman itu, pemerintah baru India akan menyelesaikan masalah itu dengan bertindak cepat. Menteri Pengembangan Perempuan dan Anak-Anak, Maneka Gandhi, telah berjanji akan mengadakan usaha pertolongan, lewat on line bagi perempuan, dan mendirikan pusat-pusat krisis pemerkosaan.
Kedua saudara bersepupu tersebut yang ditemukan tergantung di pohon telah diculik ketika mereka lari ke ladang untuk buang air. Seperti kebanyakan rumah di negara bagian Uttar Pradesh, rumah mereka tidak mempunyai kamar kecil atau jamban, sehingga mereka harus melakukannya di luar rumah.
Komplotan tersebut memperkosa dan membunuh dua anak gadis itu merupakan peringatan awal bagi Perdana Menteri baru India Narendra Modi, yang memegang kekuasaan dengan menjanjikan kemajuan.
Ia berjanji akan mengusahakan pembangunan sanitasi bagi tiap rumah, dan mengatakan prioritaskan “kamar kecil” lebih dulu, baru pembangunan “candi” kemudian.
Kasus ini juga menunjukkan resiko serius yang dihadapi oleh perempuan yang tinggal di rumah tanpa pipa air minum, yang menjadi isu kampanye bagi pemerintah baru negara itu.
Gambaran mengerikan mengenai dua saudara bersepupu usia 14 dan 15 tahun tergantung di pohon di daerah Buduan, negara bagian Uttar Pradesh, India, setelah mereka diperkosa bersama-sama oleh beberapa pria anggota geng dan dicekik pekan lalu mengguncang seluruh negara.
Tetapi seorang pensiunan polisi di negara bagian itu, S.R. Darapuri tidak heran dengan kejahatan mengerikan, yang menarget gadis-gadis belasan tahun dari keluarga kasta rendah buruh pertanian. Itu karena dalam tugasnya selama 32 tahun di negara bagian miskin dan terbelakang itu, ia menyaksikan secara langsung banyak kejadian eksploitasi dalam masyarakat Dalit, para anggota kasta rendah di India.
“Kasta yang lebih tinggi mengeksploitasi perempuan-perempuan golongan Dalit dan bagian-bagian yang lebih lemah karena dibenarkan. Dan kadang-kadang perkosaan digunakan sebagai senjata untuk menekan bagian-bagian masyarakat ini. Dan bagian-bagian masyarakat ini tidak berdaya melakukan pembelaan diri. Alasan utamanya adalah bahwa mereka tergantung pada kasta tuan tanah, dengan demikian mereka sangat rawan”.
Darapuri, sekarang menjadi seorang aktivis yang bekerja pada organisasi hak asasi India, People’s Union for Civil Liberties. Dia mengatakan, analisanya mengenai kasus pemerkosaan di Uttar Pradesh tahun 2007 menunjukkan 85 persen korban adalah anak-anak gadis dari kasta rendah.
Empat dari lima laki-laki yang ditangkap karena melakukan kejahatan itu adalah anggota masyarakat Yadav yang secara politis sangat kuat. Mereka termasuk tiga laki-laki bersaudara yang dituduh melakukan perkosaan dan pembunuhan. Dan dua orang polisi karena berusaha menutup-nutupi kejahatan itu. Warga Yadav juga dianggap sebagai kasta terbelakang, tetapi jauh lebih tinggi dari Dalit dalam lingkungan hirarki Hindu.
Menghadapi kekejaman itu, pemerintah baru India akan menyelesaikan masalah itu dengan bertindak cepat. Menteri Pengembangan Perempuan dan Anak-Anak, Maneka Gandhi, telah berjanji akan mengadakan usaha pertolongan, lewat on line bagi perempuan, dan mendirikan pusat-pusat krisis pemerkosaan.
Kedua saudara bersepupu tersebut yang ditemukan tergantung di pohon telah diculik ketika mereka lari ke ladang untuk buang air. Seperti kebanyakan rumah di negara bagian Uttar Pradesh, rumah mereka tidak mempunyai kamar kecil atau jamban, sehingga mereka harus melakukannya di luar rumah.
Komplotan tersebut memperkosa dan membunuh dua anak gadis itu merupakan peringatan awal bagi Perdana Menteri baru India Narendra Modi, yang memegang kekuasaan dengan menjanjikan kemajuan.
Ia berjanji akan mengusahakan pembangunan sanitasi bagi tiap rumah, dan mengatakan prioritaskan “kamar kecil” lebih dulu, baru pembangunan “candi” kemudian.