Jumlah orang yang terjangkit virus Corona di Tanah Air terus bertambah. Juru bicara penanganan kasus virus corona Dr Achmad Yurianto mengatakan bahwa dari Selasa (24/3) pukul 12.00 WIB hingga Rabu (25/3) dilaporkan adanya 105 penambahan kasus.
Sehingga total keseluruhan kasus COVID-19 di Indonesia sejauh ini adalah 790 orang. Dalam kesempatan tersebut, Yuri sempat mengkoreksi data kasus, yang semula kemarin dilaporkan ada 686 orang, namun ternyata setelah dilakukan verifikasi ada 685. Hal ini terjadi karena ada nama pasien yang tercatat di dua Rumah Sakit.
Your browser doesn’t support HTML5
Yuri menekankan bahwa penambahan kasus tersebut bukanlah berasal dari pemeriksaan cepat atau Rapid Test, namun dari pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Rection).
PCR sendiri adalah suatu metode pemeriksaan yang menggunakan sampel DNA dari cairan di kerongkongan. Sedangkan rapid test merupakan metode untuk mengetahui antibodi menggunakan immunoglobulin di dalam darah.
“Sejak tanggal 24 maret jam 12.00 WIB sampai dengan hari ini (25/3) jam 12.00 WIB. Ada penambahan kasus positif. Kasus ini adalah kasus yang kita dapatkan dari pemeriksaan PCR, bukan rapid test sebanyak 105 kasus,” ujar Yuri dalam telekonferensi di Gedung BNBP, Jakarta, Rabu (25/3).
Adapun jumlah pasien yang sembuh adalah satu orang. Hingga laporan ini diturunkan ada sebanyak 31 orang yang sudah sembuh. Sementara itu, korban jiwa pun masih berjatuhan akibat virus ini. Dilaporkan ada tiga pasien yang meninggal dunia, total angka kematian per hari ini pun menjadi 58 orang.
Sementara itu, Gugus Tugas mencatat Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah penyumbang terbanyak penambahan pasien positif terjangkit Covid-19 sebanyak 39 orang, posisi kedua jumlah pasien tambahan positif COVID-19 di wilayah Jawa Tengah sebanyak 19 orang, serta Jawa Barat 13 orang.
Yurianto Kembali Tekankan Pentingnya Physical Distancing
Dalam kesempatan kali ini, Yuri juga menekankan pentingnya physical distancing atau menjaga jarak aman antara satu dengan yang lainnya. Lanjutnya self isolating bagi yang sedang sakit juga penting. Menurutnya, kedua hal itulah merupakan senjata utama yang bisa digunakan untuk menekan angka penyebaran virus tersebut di masyarakat.
Physical distancing menurut Yuri juga penting dilakukan di rumah pada masa sekarang ini, terutama bagi anak muda yang masih memiliki imunitas kuat. Ia mengingatkan kepada para anak muda ini agar senantiasa menjalankan anjuran tersebut. karena bukan tidak mungkin mereka bisa menularkan kepada orang-orang yang lebih tua yang daya tahan tubuhnya tidak sekuat anak-anak muda tersebut.
“Tetapi ingat bahwa dia membawa virus, apabila tidak melakukan isolasi diri dengan baik, bisa saja audara kita, orang tua kita, yang daya tahan tubuhnya lemah, sejak awal sudah menderita penyakit kronis, semisal diabetes, hipertensi, penyakit paru menahun, gagal ginjal menahun manakala tertular maka orang-orang inilah yang akan menjadi sangat rentan. Beberapa kasus yang kita pelajari kelompok orang tua, yang kemudian menjadi sakit berat, karena ada faktor penyakit yang mendahuluinya, kemudian meninggal begitu kita cek riwayatnya tidak pernah kemana-mana. Tetapi dia punya anak, saudara yang masih muda, yang kemana-mana, sehingga inilah yang menjadi permasalahan,” ujar Yuri.
BACA JUGA: Kenapa Indonesia Tidak 'Lockdown'? Ini Jawaban JokowiMenurutnya, cara-cara seperti physical distancing tersebut berhasil dijalankan di beberapa negara tanpa harus melakukan lockdown, contohnya adalah Vietnam.
“Salah satu contohnya adalah di Vietnam. Di Vietnam adalah mengedepankan bagaimana physical distancing. Menjaga diri, menjaga jarak, dan kemudian self isolation, ini menjadi kekuatan besar yang dilaksanakan oleh masyarakat yang bisa menghentikan penularan,” jelasnya. [gi/em]