Kawah Sileri di kawasan Gunung Dieng, desa Kepakisan, kecamatan Batur, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu siang (2/7) tiba-tiba meletus. Informasi awal mengabarkan sedikitnya 17 orang sedang berada di kawasan kawah itu ketika musibah terjadi. Namun hingga laporan ini disampaikan, dipastikan tidak ada korban jiwa, sementara empat orang yang menderita luka-luka kini dirawat di klinik kesehatan terdekat.
Letusan disertai material lahar dingin, lumpur dan asap yang dipicu oleh tekanan gas di bawah permukaan gunung, atau dikenal sebagai “letusan freatik”, terjadi sekitar jam 12 siang dan mencapai setinggi 50 meter.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulis yang diterima VOA beberapa saat lalu mengatakan tim SAR gabungan yang terdiri dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD kabupaten Banjarnegara, Pusat Vulkanologi & Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), TNI, Polri, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan relawan sudah berada di lokasi tak lama setelah insiden terjadi. Mereka meminta warga untuk meninggalkan lokasi dan menutup seluruh kawasan kawan yang berpotensi dilanda letusan susulan.
Kawah Sileri adalah salah satu obyek wisata di Dieng Plateau yang memiliki bentuk unik, yaitu kepundan datar, sehingga permukaan air kawan yang selalu mendidih terus mengalir ke permukaan yang lebih rendah. Aktivitas kawah Sileri cukup tinggi dan sempat beberapa kali meletus sehingga dinilai sebagai kawah yang paling berbahaya di Dieng. Kawah ini pernah meletus pada tahun 1939, 1944, 1964, 1984, 2003, 2009. Namun sejauh ini belum ada kenaikan status terkait peningkatan aktivitas gunung dan letusan yang terjadi Minggu siang. [em]