Penculikan massal itu berlangsung pada Selasa (15/4) dini hari, sewaktu kawanan bersenjata itu menyerang kota Chibok di negara bagian Borno.
Kawanan bersenjata yang tidak dikenal telah menculik sekurangnya 100 siswi dari sebuah sekolah di Nigeria timur laut.
Para saksi mata mengatakan penculikan masal itu terjadi setelah kawanan itu menyerang kota Chibok di negara bagian Borno Senin malam.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada VOA para penyerang itu membakar rumah-rumah, gedung-gedung dan SMPN setempat sebelum mengangkut para siswi itu ke sebuah truk yang dibajak dan meninggalkan tempat itu.
Laporan-laporan awal mengatakan sekitar 200 siswi diculik. Seorang wartawan VOA di daerah itu Abdulkareem Haruna, mengatakan sumber-sumber setempat mengatakan sebagian anak perempuan itu berhasil melarikan diri.
Haruna mengatakan kawanan bersenjata itu dan pasukan keamanan terlibat baku tembak yang mengakibatkan seorang tentara dan seorang polisi tewas.
Komisaris polisi negara bagian Borno, Alhaji Lawan Tanko membenarkan insiden itu kepada wartawan dan mengatakan petugasnya “mengikuti jejak para penculik itu”.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan atau penculikan itu. Serangan itu serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok militan Islamis Boko Haram yang dituduh melakukan serangkaian serangan dan menyebabkan ribuan kematian sejak melakukan pemberontakan tahun 2009.
Kelompok itu yang dalam bahasa Hausa berarti “pendidikan barat haram” ingin memberlakukan Hukum Islamis yang ketat di Nigeria utara.
Borno adalah salah satu dari tiga negara bagian yang diumumkan pemerintah dalam keadaan darurat bulan Mei lali. Militer Nigeria sejak itu telah melancarkan operasi untuk membasmi Boko Haram, namun serangan-serangan berskala besar terus berlanjut.
Para saksi mata mengatakan penculikan masal itu terjadi setelah kawanan itu menyerang kota Chibok di negara bagian Borno Senin malam.
Seorang penduduk setempat mengatakan kepada VOA para penyerang itu membakar rumah-rumah, gedung-gedung dan SMPN setempat sebelum mengangkut para siswi itu ke sebuah truk yang dibajak dan meninggalkan tempat itu.
Laporan-laporan awal mengatakan sekitar 200 siswi diculik. Seorang wartawan VOA di daerah itu Abdulkareem Haruna, mengatakan sumber-sumber setempat mengatakan sebagian anak perempuan itu berhasil melarikan diri.
Haruna mengatakan kawanan bersenjata itu dan pasukan keamanan terlibat baku tembak yang mengakibatkan seorang tentara dan seorang polisi tewas.
Komisaris polisi negara bagian Borno, Alhaji Lawan Tanko membenarkan insiden itu kepada wartawan dan mengatakan petugasnya “mengikuti jejak para penculik itu”.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan atau penculikan itu. Serangan itu serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok militan Islamis Boko Haram yang dituduh melakukan serangkaian serangan dan menyebabkan ribuan kematian sejak melakukan pemberontakan tahun 2009.
Kelompok itu yang dalam bahasa Hausa berarti “pendidikan barat haram” ingin memberlakukan Hukum Islamis yang ketat di Nigeria utara.
Borno adalah salah satu dari tiga negara bagian yang diumumkan pemerintah dalam keadaan darurat bulan Mei lali. Militer Nigeria sejak itu telah melancarkan operasi untuk membasmi Boko Haram, namun serangan-serangan berskala besar terus berlanjut.