Sejumlah pejabat di Afghanistan, Selasa (2/3) menyatakan sekelompok pria bersenjata tak dikenal telah membunuh tiga pegawai perempuan saluran televisi lokal dalam serangan terpisah di provinsi Nangarhar, Afghanistan timur.
Para saksi mata dan polisi menyatakan ketiga korban sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerja ketika penyerang menarget mereka di beberapa bagian Jalalabad, ibukota provinsi itu dan berhasil melarikan diri.
Ketiga perempuan yang terbunuh bekerja untuk TV Enikass milik swasta, yang beroperasi di kota tersebut.
Salah seorang korban ditarik keluar dari kendaraan yang ditumpanginya sebelum ditembak mati, kata Zalmay Latifi, kepala perusahaan media itu.
Gubernur provinsi Nangarhar Ziaulhaq Amarkhil mengatakan kepada para wartawan bahwa seorang perempuan lanjut usia yang sedang lewat juga terluka.
Tidak ada pihak yang segera mengaku bertanggung jawab atas insiden penembakan mematikan sore itu. Seorang juru bicara dari kelompok Taliban membantah terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Kepala polisi Nangarhar Juma Gul Hemat mengatakan seorang tersangka bersenjata ditahan dan penyelidikan sedang dilakukan.
Serangan hari Selasa itu adalah yang terbaru dari gelombang pembunuhan terarah yang sedang berlangsung terhadap tokoh-tokoh terkenal di Afghanistan, termasuk jurnalis, aktivis LSM, cendekiawan agama, hakim, dan pejabat pemerintah.
Kekerasan tersebut memaksa banyak warga bersembunyi sementara beberapa telah meninggalkan negara itu. Sebagian besar serangan terjadi di Kabul, ibukota Afghanistan.
Pemerintah Afghanistan dan para pejabat AS menuduh Taliban berada di balik kekerasan itu, tuduhan yang terus-menerus dibantah oleh kelompok pemberontak itu.
Serangan terbaru itu terjadi ketika utusan khusus Amerika untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, kembali ke Kabul minggu ini dalam upaya memajukan proses perdamaian di Afghanistan.
Khalilzad dilaporkan telah ditugaskan oleh Presiden Joe Biden untuk merundingkan kembali kesepakatan Februari 2020 dengan Taliban yang mengharuskan 2.500 tentara Amerika ditarik dari negara itu selambatnya 1 Mei 2021. [mg/lt]