Dua warga Kazakhstan ditahan pihak berwajib AS dengan tuduhan merintangi penyidikan terkait pemboman Marathon Boston yang dilakukan tersangka Dzhokhar Tsarnaev.
Pemerintah Kazakhstan menyatakan akan bekerja sama dengan Amerika dalam penyelidikan terhadap dua tersangka baru terkait ledakan kembar pada maraton Boston bulan lalu. Laporan selengkapnya disampaikan Karlina Amkas.
Kazakhstan menyatakan akan bekerja sama dengan pihak berwenang Amerika, setelah dua warga Kazakhstan ditangkap karena menghalangi penyelidikan terhadap ledakan bom pada Maraton Boston yang mematikan.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Kazakhstan menyebutkan Kazakhstan mengutuk segala bentuk terorisme.
Hari Rabu, pihak berwenang Amerika menangkap dan mendakwa dua warga Kazakhstan dan seorang warga Amerika. Mereka didakwa menghalangi keadilan dalam penyelidikan terhadap ledakan bom kembar di Boston.
Ketiga pemuda itu kuliah di perguruan tinggi yang sama di Massachusetts dengan tersangka pelaku bom Dzhokhar Tsarnaev. Mereka dituduh membantu Tsarnaev setelah ledakan bom kembar pada 15 April yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 lainnya.
Kedua warga Kazakhstan itu adalah Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazhayakov. Mereka tidak bisa dibebaskan dengan uang jaminan sehingga akan mendekam dalam penjara setidaknya sampai harus hadir dalam sidang pengadilan mereka berikutnya pada 14 Mei. Tersangka ketiga, warga Amerika Robel Phillipos, diperintahkan ditahan sambil menunggu sidang pengadilan mendatang.
Penyidik federal menuduh ketiganya berkonspirasi merusak komputer dan ransel berisi kembang api milik Tsarnaev, setelah pemboman Boston. Ketiganya terancam hukuman penjara dan denda besar jika terbukti bersalah.
Dalam wawancara minggu lalu dengan saluran televisi Kazakhstan, Murat Kadyrbayev mengatakan putranya, Dias Kadyrbayev, tidak terlibat tindak pidana dalam kasus pemboman Boston. Ketika itu, Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazhayakov tidak didakwa dengan menghalangi keadilan.
"Kami terkejut. Semua orang tahu anak saya. Dia tidak pernah berkelahi dengan siapa pun. Tidak pernah berhubungan dengan radikal. Dia tidak pergi ke masjid, kecuali kami pergi atau ada alasan lain. Di Amerika, dia tidak pernah pergi ke masjid," ujar Murat Kadyrbayev.
Penyidik percaya Tsarnaev dan kakaknya Tamerlan, yang tewas dalam baku tembak dengan polisi tiga hari setelah pemboman itu, bertindak sendiri. Pengacara mengatakan kedua remaja warga Kazakh itu tidak tahu bahwa Tsarnaev adalah pelaku pemboman sampai semua fakta terungkap. Keduanya bekerja sama penuh dengan FBI.
Kazakhstan menyatakan akan bekerja sama dengan pihak berwenang Amerika, setelah dua warga Kazakhstan ditangkap karena menghalangi penyelidikan terhadap ledakan bom pada Maraton Boston yang mematikan.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Kazakhstan menyebutkan Kazakhstan mengutuk segala bentuk terorisme.
Hari Rabu, pihak berwenang Amerika menangkap dan mendakwa dua warga Kazakhstan dan seorang warga Amerika. Mereka didakwa menghalangi keadilan dalam penyelidikan terhadap ledakan bom kembar di Boston.
Ketiga pemuda itu kuliah di perguruan tinggi yang sama di Massachusetts dengan tersangka pelaku bom Dzhokhar Tsarnaev. Mereka dituduh membantu Tsarnaev setelah ledakan bom kembar pada 15 April yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 260 lainnya.
Kedua warga Kazakhstan itu adalah Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazhayakov. Mereka tidak bisa dibebaskan dengan uang jaminan sehingga akan mendekam dalam penjara setidaknya sampai harus hadir dalam sidang pengadilan mereka berikutnya pada 14 Mei. Tersangka ketiga, warga Amerika Robel Phillipos, diperintahkan ditahan sambil menunggu sidang pengadilan mendatang.
Penyidik federal menuduh ketiganya berkonspirasi merusak komputer dan ransel berisi kembang api milik Tsarnaev, setelah pemboman Boston. Ketiganya terancam hukuman penjara dan denda besar jika terbukti bersalah.
Dalam wawancara minggu lalu dengan saluran televisi Kazakhstan, Murat Kadyrbayev mengatakan putranya, Dias Kadyrbayev, tidak terlibat tindak pidana dalam kasus pemboman Boston. Ketika itu, Dias Kadyrbayev dan Azamat Tazhayakov tidak didakwa dengan menghalangi keadilan.
"Kami terkejut. Semua orang tahu anak saya. Dia tidak pernah berkelahi dengan siapa pun. Tidak pernah berhubungan dengan radikal. Dia tidak pergi ke masjid, kecuali kami pergi atau ada alasan lain. Di Amerika, dia tidak pernah pergi ke masjid," ujar Murat Kadyrbayev.
Penyidik percaya Tsarnaev dan kakaknya Tamerlan, yang tewas dalam baku tembak dengan polisi tiga hari setelah pemboman itu, bertindak sendiri. Pengacara mengatakan kedua remaja warga Kazakh itu tidak tahu bahwa Tsarnaev adalah pelaku pemboman sampai semua fakta terungkap. Keduanya bekerja sama penuh dengan FBI.