KBRI Mesir Siapkan 4 Posko 24 Jam bagi Warga Indonesia

Tampak luar KBRI di Kairo (foto: dok 2009). KBRI telah menyiapkan empat posko 24 jam untuk membantu para WNI di sini.

Kedutaan Besar Indonesia di Kairo, Mesir, bersiap-siap menghadapi situasi terburuk dengan menyiapkan empat posko di berbagai lokasi.

Unjukrasa yang melibatkan satu juta warga Mesir menurut rencana akan digelar di Kairo – Mesir hari Selasa. Soal tingginya angka pengangguran, kemiskinan dan korupsi masih menjadi isu utama yang kini sudah bermuara menjadi tuntutan agar Presiden Hosni Mobarak meletakkan jabatan. Upaya Presiden Hosni Mobarak meredam unjukrasa dengan menjadikan Omar Suleiman sebagai Wakil Presidennya dan mengganti sejumlah menteri kabinet, tidak menyurutkan kemarahan warga Mesir.

Unjukrasa akan dipusatkan di Lapangan Tahrir yang hanya berjarak sekitar 800 meter dari Kedutaan Besar Indonesia di Kairo. Sejak kemarin tentara telah menempatkan tank-tank dan pasukan di sejumlah persimpangan strategis di tempat itu. Helikopter pun hilir mudik di udara memantau situasi.

Mengantisipasi kemungkinan terburuk, KBRI di Kairo – menurut Kepala Bidang Penerangan Ali Andika Wardana – sejak akhir pekan lalu telah membuka empat posko di berbagai lokasi.

Menurut Ali Wardana, “Posko induk di KBRI Kairo, dan posko lainnya ada di Pusat Kebudayaan Indonesia, Wisma Nusantara dan di kantor konsuler Nassa City. Selain itu ada juga posko di rumah2 kedaerahan dari Aceh, Medan, Makassar. Termasuk di daerah2 di luar Kairo seperti markas persatuan pelajar di Mansyurah, Tamba, Zagazig dan Tafa’na."

Sebagian TKI yang menginap di tempat penampungan sementara di KBRI, Kairo (foto: dok).

Selanjutnya, Ali menambahkan bahwa pihak KBRI melakukan koordinasi tiap saat untuk memantau kondisi WNI di Mesir. Ali mengatakan, "Setiap jam kita melakukan koordinasi dan kontak untuk mengetahui kondisi masyarakat kita. … Informasi dari masyarakat disini, besok siang akan ada demonstrasi yang melibatkan satu juta warga. … Kita sudah himbau pada masyarakat kita untuk tidak mendekat atau masuk ke kerumunan orang yang berdemonstrasi”.

Saat ini di Mesir ada sekitar enam ribu warga Indonesia. Dari jumlah tersebut, 4.297 diantaranya adalah pelajar dan mahasiswa, 1.002 tenaga kerja wanita, dan sisanya staf kedutaan dan keluarga. Di luar jumlah ini, tercatat 370 wisatawan Indonesia yang kini sedang berada di Kairo.

Berbeda dengan negara-negara lain yang mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel warning, KBRI di Kairo menilai cukup mengeluarkan nasehat perjalanan atau travel advisory. Ini karena situasi di Kairo dan kota-kota lain dinilai cukup aman bagi warga Indonesia selama mereka tidak mendekati lokasi terjadinya demonstrasi.

Ali mengatakan lagi, “… untuk sementara ini, informasi yang kita kontak dan tanyai bagaimana kondisinya, mereka menyatakan masih tenang. Menurut mereka, tetangga2 mereka kooperatif untuk membantu menenangkan. Bahwasanya ini merupakan problem internal dan tidak ada sangkut paut dengan warga Indonesia. Mereka anggap kita saudara. Kalau pun ada sweeping dan mereka tanya kewarganegaraannya, mereka akan tersenyum dan memberikan sambutan yang hangat saat tahu kita warga negara Indonesia”.

Namun demikian untuk mengantisipasi hal-hal di luar dugaan, KBRI di Kairo mulai Selasa malam akan mengevakuasi kaum wanita dan anak-anak dari kota itu. Sekitar 428 wanita dan anak-anak akan diterbangkan dengan pesawat Garuda pukul 21.30 malam waktu setempat.