Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menuduh presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menciptakan ketegangan di semenanjung Korea untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang terjadi di Korea Selatan, ungkap laporan dari media pemerintah Korea Utara, KCNA, pada Senin (8/7).
Ketegangan antara kedua negara tersebut tengah meningkat setelah Pyongyang menandatangani perjanjian pertahanan bersama dengan Rusia dan mengirimkan balan berisi sampah ke Korea Selatan sebagai respons atas balon-balon yang dikirim aktivis Korea Selatan yang berisi selebaran anti-Korea Utara.
"Yoon dan kelompoknya, yang jatuh ke dalam krisis pemerintahan terburuk, tengah mencoba untuk "kabur tiba-tiba" melalui cara dengan meningkatkan ketegangan," ungkap Kim Yo Jong said, seperti dikutip oleh KCNA.
Dia mengutip petisi online dengan lebih dari 1 juta tanda tangan yang menyerukan agar Yoon dimakzulkan.
Kim Yo Jong juga menyebutkan bahwa latihan militer yang dilakukan Korea Selatan baru-baru ini di dekat wilayah perbatasan antar kedua negara sebagai "provokasi nyata dan tidak bisa dimaafkan."
Militer Korea Selatan telah melanjutkan latihan artileri dengan peluru tajam di dekat perbatasan laut barat pada akhir Juni, yang pertama kalinya sejak tahun 2018.
Bulan lalu, Korea Selatan mengatakan akan menangguhkan perjanjian militer yang ditandatangani dengan Korea Utara pada tahun 2018 yang bertujuan untuk meredakan ketegangan, sebagai protes atas peluncuran balon sampah Korea Utara ke arah Korea Selatan.
Kim mengatakan jika Korea Utara merasa kedaulatannya telah dilanggar, maka pasukan bersenjatannya akan langsung meluncurkan sebuah misi dan tugas sesuai konstitusi. [rs/my/uh]