Korea Utara mengecap diplomasi AS "palsu" pada Minggu (2/5). Negara itu menolak wacana perundingan dengan AS, sehari setelah pemerintahan Biden mengatakan terbuka untuk perundingan diplonatik mengenai denuklirisasi, kata laporan media pemerintah.
Diplomasi merupakan "papan tanda palsu" bagi AS untuk "menutupi aksinya yang bermusuhan," kata kementerian luar negeri Korea Utara dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita KCNA.
Kementerian itu juga memperingatkan Presiden Joe Biden bahwa dia membuat "kesalahan besar" dengan pendekatan yang "ketinggalan" terhadap Korea Utara.
Dalam pernyataan terpisah yang juga dilaporkan KCNA, kementerian luar negeri menuduh Biden menghina Kim Jong-Un. Ditambahkannya: "Kami telah cukup memperingatkan AS untuk memahami bahwa mereka akan rugi apabila memprovokasi kami."
Biden mengatakan dalam pidato pertamanya sebagai presiden dalam sidang paripurna Kongres pada Rabu (27/4) bahwa dia akan menggunakan "diplomasi sebagai pencegahan keras" untuk mengendalikan ambisi nuklir Korea Utara.
Gedung Putih mengatakan pada Jumat (29/4) bahwa tujuannya tetap "menyelesaikan denuklirisasi semenanjung Korea." [vm/ft]